Selasa, 9 September 2025

Puskemas di Solo Dapat Review Jeblok di Google, Respati: Pimpinan Baik, Bawahan Belum Ya Sama Aja

Puskemas Sangkrah di Solo mendapat review jeblok di Google. Pelayanan dianggap kurang optimal hingga petugas yang tak ramah.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
REVIEW JEBLOK - Wali Kota Solo, Respati Ardi melakukan inspeksi mendadak ke Puskesmas Sangkrah, Kamis (4/9/2025) lantaran banyak ulasan bintang 1 di Google yang mengeluhkan layanan. 

TRIBUNNEWS.COM - Puskemas Sangkrah di Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah, mendapat review jeblok di Google.

Banyak yang melaporkan kurang optimalnya pelayanan kesehatan di puskesmas tersebut. 

Bahkan, beberapa memberikan ulasan bintang satu. Mereka di antaranya mengeluhkan petugas yang kurang ramah.

Buntut dari laporan itu, Wali Kota Solo Respati Ardi melakukan kunjungan mendadak ke Puskesmas Sangkrah, Kamis (4/9/2025).

Jika laporan itu terbukti benar, orang nomor satu di Kota Solo itu akan memberikan sanksi kepada pegawai puskesmas.

Mereka terancam sanksi teguran hingga pemotongan tambahan penghasilan pegawai (TPP).

TPP adalah penghasilan tambahan di luar gaji pokok dan tunjangan lainnya yang diberikan kepada aparatur sipil negara (ASN), baik PNS maupun PPPK, untuk meningkatkan kesejahteraan dan kinerja ASN tersebut.

"Pasti (diberi teguran). Kita lihat ini kerja bersama. Sebagai pimpinan puskesmas mengawasi di bawahnya."

"Kepala puskesmas sudah baik tapi di bawahnya belum baik ya sama aja. Nanti akan kita review kinerja atau TPP sanksi dari kepuasan masyarakat," ujarnya, dilansir TribunSolo.com.

Saat melakukan kunjungan, Respati didampingi Kepala Puskesmas Sangkrah drg. Nurul Hidayat.

Respati meminta agar Kepala Puskesmas Sangkrah menertibkan petugas yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

Baca juga: Kronologi Kepala Bayi Putus saat Persalinan di Puskesmas Tapanuli Tengah, Dinkes Bantah Malapraktik

"Ini tadi aku udah bilang yang depan biar dikasih SOP yang benar," ungkap Respati.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu mengatakan wajar jika pasien emosional saat pelayanan dirasa kurang memadai.

Semestinya, lanjut dia, petugas tetap mengedepankan keramahan dalam melayani pasien.

"Di depan pelayanannya yang namanya orang sakit emosi," imbuhnya.

Sementara tentang padatnya pelayanan di puskesmas, ia akan memetakan kembali berapa banyak kebutuhan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.

Jika diperlukan, ia akan melakukan penambahan tenaga kesehatan.

"Ini perlu pendataan ulang puskesmas di Kota Solo, pelayanan dasar disampaikan tenaganya kurang berarti perlu diklaster mana puskesmas dengan intensitas yang paling tinggi."

"Sudah saya sampaikan untuk segera masalah teknis nomor antrian yang kelewat dan lain-lain segera kita tindaklanjuti dengan dinas kesehatan puskesmas dengan intensitas paling tinggi mendapat pelayanan yang prima," tandasnya.

Nurul Hidayat mengatakan banyaknya komplain di fasilitas kesehatan yang dipimpinnya lantaran ketimpangan jumlah petugas dan pasien.

Ia menyebut banyak pasien yang harus dilayani setiap harinya, sedangkan jumlah tenaga medis di puskesmas tersebut terbatas.

"Pasiennya banyak, petugas terbatas banyak yang keluar. Rekomendasinya menambah tenaga atau usulan untuk pemerataan sasaran agar puskesmas dilayani pasien sama," urainya, dikutip dari TribunSolo.com.

Nurul menyebut pihaknya bisa melayani hingga 350 pasien setiap harinya. Sementara tenaga medis yang tersedia sekitar 71 pegawai.

"300-350 pernah sampai 400. Kita layani di puskesmas induk dan 2 puskesmas pembantu. Kita 71 semua sampai cleaning service penjaga malam. Dokter ada 5, dokter gigi 3, perawat 10, bidan 12. Itu harus dibagi," papar Nurul.

Apalagi jika ada kegiatan di luar puskesmas yang juga harus dilakukan, seperti cek kesehatan gratis. Ini akan mengurangi tenaga medis yang berjaga di puskesmas.

Baca juga: 4 Fakta Pasien Meninggal di Mamasa karena Tak Dapat Penanganan Medis di Puskesmas

Namun, jika jam layanan puskemas ditambah, pihaknya juga merasa keberatan.

Nurul lebih mengusulkan agar beban pasien yang harus dilayani dialihkan ke fasilitas kesehatan lain, terutama Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan yang didanai APBD.

"Itu menjadi agak berat juga di kami karena akan lebih ideal pembagian peserta saja. Puskesmas kunjungannya kurang."

"Semua juga apa yang kita terima sama. Jumlah penduduk terbanyak di Sangkrah. Kalau yang PBI boleh memilih antar-puskesmas," bebernya.

Sederet Keluhan Pasien

Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Puskemas Sangkrah mendapat 141 ulasan di google dengan rata-rata 3,5.

Dari jumlah itu, sebenarnya cukup banyak yang memberikan bintang 5, namun tak sedikit juga yang mengulas dengan bintang 1.

Adapun ulasan jeblok di Google menyoroti soal pelayanan Puskesmas Sangkrah yang dinilai tidak ramah dan mengecewakan.

Mulai dari petugas yang disebut judes hingga pelayanan yang dianggap lambat dan tidak informatif.

Seorang pasien menuliskan pengalaman tak menyenangkan saat berobat di Puskesmas Sangkrah.

"Ibu-ibu petugas yang di samping loket galak dan judes banget. Tidak niat bekerja. Ditanya males dijawab. Tidak mau melayani sama sekali. Bertanya dengan pelan dan nada sopan dibalesnya singkat judes dan dengan nada tinggi.

Ini saya anak muda, bayangin kalo orang tua yg bener bener ga ngerti teknologi dan perlu dibantu, udah lagi sakit malah dibentak-bentak apa ga kasian. Tolong ya aku baca di ulasan juga udah banyak banget yang review jelek ke pelayanan ibu-ibu ini mohon segera ditindak lanjuti," tulis seorang pasien, dilihat Tribunnews.com, Kamis.

Kemudian ada juga yang mengaku mendapatkan perlakuan tak menyenangkan hingga berniat mengganti fasilitas kesehatan (faskes).

Sama dengan sebelumnya, pasien ini juga mengeluhkan petugas yang tidak ramah. Ia juga menyebut, petugas lamban menangani pasien.

Bahkan, ia mengaku pernah ditolak saat hendak berobat.

"Pelayanan minus, petugas yang di depan sangat tidak ramah, selain itu juga sangat lambat, walaupun tdk semua seperti itu tapi saya sudah dua kali diperlakukan dengan sangat tidak baik, terakhir saya mau periksa tapi ditolak, katanya sudah tutup padahal itu belum ada jam 11 sedangkan itu hari Selasa dan di sana masih banyak yang mengantri di pendaftaran.

Tapi entah mbak itu baru datang bulan atau gimana saya ditolak dengan nada tinggi. Tolong itu petugas-petugasnya di disiplinkan lagi karena sudah banyak orang yang mengeluh dengan pelayanan yang tidak ramah dan sangat lambat. Saya berniat mengganti faskes saya dan keluarga, sudah kapok ke Puskesmas Sangkrah," tulis pasien lain.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Buntut Ulasan Bintang 1 di Google, Petugas Puskesmas Sangkrah Solo Terancam Potong Gaji

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan