Aksi Demonstrasi di Pati
Seorang Dokter di Pati Kena Mutasi 3 Kali dalam Sebulan oleh Sudewo, Padahal Punya Skil Khusus
Seorang dokter di Pati dengan kemampuan khusus dimutasi sebanyak tiga kali dalam kurun waktu hanya satu bulan oleh Bupati Pati, Sudewo
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Sri Juliati
"Saya sedih karena harus meninggalkan RS yang sudah saya anggap rumah kedua saya sendiri. Merasa agak lucu juga sih, tapi ya sudahlah, saya tidak mau mempermasalahkan," kata dia.
Menanggapi pernyataan Reni, anggota Pansus dari fraksi PKB, Muhammadun bertanya apakah Reni pernah membantah pimpinan atau bupati secara langsung maupun tidak langsung.
Madun, sapaan akrabnya, mengatakan, bisa jadi hal tersebut jadi alasan Reni dimutasi.
Ia juga menanyakan kepada Reni, apakah ia dan suaminya mendukung paslon tertentu saat Pilkada 2024 lalu.
"Apakah ketika Pilbup, Ibu tidak mendukung bupati terpilih? Ibu memilih siapa itu rahasia Ibu, tapi apakah Ibu atau suami pernah mengajak atau melarang memilih Paslon tertentu, sehingga nasib Ibu hampir sama dengan kejadian lain."
"Rata-rata karena dianggap berpolitik oleh (bupati) yang menang, sehingga sewenang-wenang memutasi bawahannya, bahkan dipingpong seperti ini," tanya Madun.
Reni pun menjawab, saat menerima SK pertama kali, ia langsung menghadap direktur RSUD Soewondo dan bertanya apakah ia membuat kesalahan hingga dimutasi sebagai hukuman.
Ia juga merasa tak pernah merasa membuat salah kepada siapapun di lingkungan rumah sakit, termasuk ke pasien maupun pegawai.
"Bu Direktur menjawab, tidak ada. Katanya ini hanya bagian dari perjalanan hidup. Bahkan beliau berharap saya bisa kembali lagi ke RSUD Soewondo karena memang saya tidak ada masalah apa pun," jawab Reni.
Baca juga: Sosok Agus Eko, Eselon II di Pati Dicopot Jabatannya Jadi Staf Biasa oleh Bupati Sudewo
Reni juga mengatakan bahwa ia dan suaminya enggan terlibat dalam politik praktis atau mendukung salah satu paslon tertentu.
"Kami tidak pernah berpolitik, baik kampanye, memasang status, atau mengajak orang (memilih paslon tertentu). Bahkan kami menolak ‘amplop’ dari mana pun," tegas Reni.
Madun pun menimpali dengan sebuah kisah bahwa ada kasus mutasi ASN lain yang cukup janggal.
Ada ASN di lingkup Pemkab Pati yang dimutasi hanya karena suami ASN tersebut kritis terhadap kebijakan Pemkab Pati.
"Kami mendengar, tolong dikonfirmasi, suami Ibu saat Pilkada tidak mendukung pasangan yang sekarang jadi. Bahkan cenderung ke paslon lain. Mohon ini dikonfirmasi benar atau tidak," ucap Madun.
Reni kembali menegaskan bahwa ia dan suaminya tak pernah tertarik dengan politik praktis. Bahkan ia dengan tegas mengatakan bahwa apabila ada yang menyebut suaminya mendukung paslon tertentu, itu adalah sebuah fitnah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.