Aktivis Lingkungan Flores NTT Ditemukan Tewas, Sudah 5 Hari Polisi Belum Beri Penjelasan
Aktivis lingkungan Pulau Flores, Rudolfus Oktavianus Ruma alias Vian Ruma (30) ditemukan tewas di Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT.
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Bobby Wiratama
"Tanah kita masa depan kita," tulis Vian Ruma di keterangan foto.
Kabar tewasnya Vian Ruma turut menyita perhatian warganet.
Akun Vian Ruma dibanjiri ucapan duka atas kepergiannya.
Diketahui, Vian diangkat menjadi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) angkatan 2020.
Vian Ruma masih lajang atau belum berkeluarga.
Kepala SMPN 1 Nangaroro, Edith Ana Oko Pawe membenarkan Vian Ruma mengajar di sekolahnya.
Ia juga menyebut, Vian Ruma selama hidupnya dikenal baik dan tidak terlihat sebagai sosok bermasalah.
"Setahu saya dan pengamatan kami di sekolah itu beliau baik-baik saja dan termasuk guru yang baik di sekolah itu."
"Di sekolah juga aman-aman dengan saya dan semua guru, tidak ada persoalan apa-apa," kata Edith.
Tentang Proyek Geotermal

Pada 2017 lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Flores sebagai Geothermal Island melalui SK No. 2268 K/30/MEM/2017 oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan.
Pulau Flores ditetapkan sebagai Pulau Panas Bumi atau "Flores Geothermal Island" pada tanggal 19 Juni 2017.
Dikutip dari laman Kementerian ESDM, potensi panas bumi di Flores mencapai sekitar 800 MW.
Proyek pertama yang dikembangkan di Pulau Flores adalah wilayah Waisano atau juga disebut Wae Sano.
Waisano dipilih berdasarkan hasil survei Badan Geologi (Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi) yang telah dianalisis sebelumnya oleh tenaga ahli World Bank.
Dana yang digunakan untuk mengembangkan Waisano adalah dengan menggunakan dana Geothermal Fund. Dana tersebut berasal dari dana hibah World Bank dan APBN mencapai Rp 3 Triliun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.