Berita Viral
Nasib Yai Mim setelah Kembali ke Rumahnya, Dicueki Sahara dan Tetangga Dekat
Eks dosen UIN Malang, Yai Mim, mendapat perlakuan tak menyenangkan saat kembali ke rumahnya setelah diusir tetangganya.
"Saya itu saudaranya Kyai Marzuki, Gus Iqdam, itu masih saudara dengan saya," kata Yai Mim, dikutip dari YouTube Dedi Mulyadi, Kamis (2/10/2025).
Yai Mim sendiri juga pernah mengaku sebagai keturunan keenam dari dua anggota Wali Songo, yaitu Sunan Ampel dan Sunan Bonang.
Ia merupakan anak dari pasangan H. Achmad Mochammad Mardi Hasan Karyantono dan Hj. Siti Katmiyati.
Kepada Dedi Mulyadi, Yai Mim juga mengaku, dirinya memiliki pondok pesantren bernama Pondok Pesantren Al Adzkiya’ Nurus Shafa (Anshofa).
Saat dipuji Dedi Mulyadi ia adalah keluarga dari ulama-ulama terkenal di Jawa Timur, Yai Mim berusaha untuk merendah.
Ia menegaskan, dirinya bukan sosok ulama terkenal seperti Gus Iqdam dan Kyai Marzuki tersebut.
"Saudara tokoh-tokoh terkenal Jawa Timur ya?" tanya Dedi Mulyadi.
"Saya nggak terkenal tapi, saya di bawahnya," jawab Yai Mim.
Di sisi lain, Yai Mim mendapatkan pujian dari Dedi Mulyadi saat menjelaskan tafsir musyarokah.
Yai Mim mengaitkan konsep musyarokah dengan konsep hidup berdampingan bersama alam.
Ia menilai istilah musyrik sering dipahami dengan negatif.
Padahal, kata itu bisa dimaknai sebagai kebersamaan atau kerja sama dalam menjaga ciptaan sang pencipta, Allah SWT.
"Kang Dedi, itu ajarannya kan itu yang musyrik-musyrik lah. Saya justru kalau ada pohon besar, orang-orang tak ajak musyrik dulu untuk apa? Untuk musyarokah, itu artinya kerja sama," ujarnya.
"Musyrik itu apa? Memelihara kepada sesuatu, misalnya pohon itu besar, lalu kita pelihara, kita obong-obong, kita jaga kita supaya dia mengeluarkan oksigen."
"Kita memelihara pohon, dia memberikan perlindungan pada kita. Namanya musyarokah. Syirik, musyarokah menuju Allah," imbuhnya.
KDM, sapaan akrap Dedi Mulyadi tampak mengapresiasi cara pandang mantan dosen Filsafat Tasawuf tersebut.
"Waduh ini Pak Yai, malah nge-fans sama berandalan kayak saya. Tafsir musyarokah-nya keren banget dan semoga menambah wawasan netizen sekalian," tulis Dedi Mulyadi di akun Instagramnya.
Dedi menyebut istilah musyarokah bisa dimaknai seakar dengan diksi 'masyarakat' bermakna kebersamaan dalam komunitas.
"Betapa kita hidup dalam komunitas manusia dan komunitas alam, baik yang kasat mata maupun tidak kasat mata. Duh pagi-pagi malah kuliah shorof dan ma'ani," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Rakli)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.