Selasa, 7 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Cak Imin Sebut Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Sudah Berusia 125 Tahun

Gedung musala Pesantren Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada 29 September 2025.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Fersianus Waku
PESANTREN AMBRUK - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar bertemu Menteri Agama Nasaruddin Umar di Jalan Widya Chandra IV No. 23, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025). Dalam pertemuan itu dibahas soal pondok pesantren yang ambruk di Sidoarjo Jawa Timur. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar mengatakan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, sudah berusia 125 tahun.

Cak Imin, demikian Muhaimin kerap disapa, mengatakan itu setelah gedung musala Ponpes Al Khoziny ambruk beberapa waktu lalu yang menyebabkan beberapa puluhan orang meninggal. 

"Pesantren yang baru saja mengalami musibah seperti di Sidoarjo beberapa waktu yang lalu memang usianya 125 tahun," kata Cak Imin seusai bertemu Menteri Agama Nasaruddin Umar di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025). 

Menurut Cak Imin, ada sejumlah faktor yang menyebabkan banyak pesantren dengan bangunan tua tidak memenuhi standar keamanan dan kelayakan infrastruktur.

"Rata-rata pesantren-pesantren dengan bangunan yang sangat tua itu tidak diikuti dengan perencanaan," kata dia.

Dikatakan ada tiga penyebabnya.

"Pertama keterbatasan anggaran," ujarnya. 

Akibat keterbatasan tersebut, kata Cak Imin, banyak pesantren melakukan pembangunan dengan cara tambal sulam

"Sehingga pesantren sering menggunakan cara tambal sulam di dalam melaksanakan pembangunannya," ucapnya.

"Yang kedua, karena usia yang sangat tua, maka kita akan evaluasi dan kita akan mulai dari pesantren yang paling tua dan yang paling rawan untuk terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan," tutur Cak Imin menambahkan. 

Ia menambahkan, pemerintah akan melakukan kerja sama lintas kementerian untuk menyelamatkan pesantren-pesantren yang telah berdiri lebih dari satu abad.

"Pesantren-pesantren rata-rata didirikan jauh sebelum kemerdekaan. Pesantren di Sidoarjo ini lahir tahun 1915 dan pesantren-pesantren lainnya," ungkapnya. 

Lebih lanjut, faktor ketiga yang menjadi perhatian adalah kuatnya semangat kemandirian di kalangan pesantren. 

Menurut Cak Imin, hal ini kerap membuat pesantren enggan melibatkan pihak luar dalam pembangunan fisik.

"Sehingga kita ingin terus melakukan koordinasi agar pesantren mau beradaptasi untuk menanggulangi ancaman-ancaman rawan dari segi bangunan fisik," imbuhnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved