Mushola Ambruk di Sidoarjo
Perwakilan Ponpes Al Khoziny Minta Maaf atas Insiden Runtuhnya Bangunan, Kegiatan Pondok Diliburkan
Perwakilan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, M Zainal Abidin meminta maaf kepada masyarakat atas tragedi runtuhnya bangunan.
TRIBUNNEWS.COM - Perwakilan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, M Zainal Abidin meminta maaf kepada masyarakat atas tragedi runtuhnya bangunan hingga menewaskan puluhan santri.
Diketahui insiden rubuhnya pondok pesantren yang berlokasi di Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur itu terjadi pada Senin, 29 September 2025.
"Pertama menyampaikan innillahi wa inna ilaihi rojiun, turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya para kader istimewa, santri-santri kami, kami yakin bahwa mereka meninggal dunia dalam kondisi thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu)," ungkap Zainal, Selasa (7/10/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Selain itu, Zainal juga memohon maaf kepada pihak keluarga korban maupun masyarakat secara umum.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya mewakili keluarga ndalem manakala kami belum bisa memberikan pelayanan kepada santri secara maksimal."
"Dan kami juga mohon maaf kepada semua masyarakat yang mungkin dalam perjalanan hari pertama sampai hari ini ada hal-hal yang kurang mengenakkan hati," tambahnya.
Zainal menyebut, aktivitas Ponpes Al Khoziny diliburkan sementara.
Selain itu, terkait bangunan lain yang dinilai kurang aman, pihak Ponpes akan menunggu investigasi pihak berwenang.
"Akan digunakan lagi atau enggak bangunan yang di selatannya kami menunggu investigasi dulu baru nanti kalau memang sudah ada rekomendasi untuk bisa ditempati, kita tempati," ujarnya.
Zainal juga mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak, mulai dari media, pemerintah, masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Basarnas.
"Kami tidak bisa memberikan balasan dari apa yang telah diberikan kepada semua yang hadir yang semua berkontribusi. Hanya ucapan terima kasih. Mudah-mudahan ini juga menjadi catatan amal baik para pihak yang telah berpartisipasi," ungkapnya.
Baca juga: Operasi Pencarian Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Resmi Ditutup, 67 Korban Meninggal Dunia
Operasi Penyelamatan Dihentikan
Operasi penyelamatan korban di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, resmi ditutup, Selasa (7/10/2025).
Keputusan itu diambil setelah memastikan seluruh tahapan penanganan bencana di lingkungan pesantren telah selesai dan berjalan cepat, aman, dan terkoordinasi antara tim SAR, BNPB, BPBD, TNI/Polri, relawan, serta pihak pesantren.
Total tercatat ada 171 orang korban dengan rincian 104 orang selamat dan 67 korban meninggal dunia (termasuk 8 body part).
Pada tahap akhir pencarian, tim SAR gabungan melakukan penyisiran di lokasi kejadian.
Hasilnya, sudah tidak ada lagi korban di lokasi. Area gedung yang runtuh itu juga sudah rata dengan tanah, semua puring dan reruntuhan sudah berhasil dibersihkan.
“Kita sudah menyelesaikan operasi pencarian dan pertolongan terhadap para korban. Dan kita juga sudah memindahkan seluruh material bangunan yang runtuh,” kata Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii di lokasi kejadian, Selasa siang.
Dalam kesempatan itu, Syafii menyampaikan apresiasinya terhadap semua pihak yang sejak tanggal 29 September kemarin ikut terlibat dalam semua proses pencarian dan pertolongan.
Menurutnya semua proses telah berjalan baik dan terukur sebagaimana ketentuan yang ada. Tentang adanya kesan lambat, disebutnya bahwa ada beberapa faktor yang menjadi kendala.
Di antaranya adalah akses masuk alat berat yang terbilang sempit, area yang terbatas untuk manuver alat berat, dan beberapa hal lain.
“Kita juga melakukan dengan penuh kehati-hatian. Utamanya ketika masih diketahui ada korban hidup di bawah reruntuhan. Kita berupaya maksimal untuk menyelamatkan mereka,” lanjutnya.
Selain itu pencarian dan penyelamatan korban juga dinyatakan sudah selesai. Dan saat ini fokus berikutnya adalah identifikasi korban dengan melibatkan tim DVI dari RS Bhayangkara Polda Jatim.
Baca juga: Cak Imin Sebut Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Sudah Berusia 125 Tahun
Kronologi Runtuhnya Bangunan
Sebelumnya, Mohammad Syafii mengungkapkan insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny bertepatan dengan waktunya salat Asar.
"Pada saat itu anak-anak kita para santri sedang melaksanakan salat dan diperkirakan bahwa luas area tempat salat itu 140 jemaah lebih," ungkap Syafii dalam konferensi pers, Senin (6/10/2025).
Bangunan Ponpes Al Khoziny yang runtuh, kata Syafii, merupakan bangunan dengan empat lantai di mana tempat salat lantai dasar.
Lantai keempat bangunan tersebut, sedang dalam proses pembangunan.
"Sehingga pada saat pelaksanaan pengecoran terjadi kekuatan struktur yang mungkin tidak mampu menahan sehingga terjadi kolaps yang kita sering namakan structure collapse," jelasnya.
"Dan pada saat itu, pada saat kita lihat bahwa reruntuhan ini benar-benar menyatu antara lantai 1, lantai 4 ini menyatu. sehingga kita bisa men-declare waktu itu bahwa tipe reruntuhan sebenarnya pancake collapse," tambahnya.
(Tribunnews.com/Gilang P, Erik S)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.