Mushola Ambruk di Sidoarjo
Pihak Ponpes Al Khoziny Diminta Tanggung Jawab secara Hukum: Mengapa Ada Aktivitas saat Renovasi?
Pihak keluarga korban runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mendesak agar insiden ini diproses secara hukum.
TRIBUNNEWS.COM - Pihak keluarga korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur yang terjadi pada Senin, 29 September 2025, mendesak agar insiden ini diproses secara hukum.
Tragedi Ponpes Al Khoziny itu mengakibatkan 171 orang korban dengan rincian 104 orang selamat dan 67 korban meninggal dunia (termasuk 8 body part).
"Keluarga hanya mendesak, ini harus ada pertanggungjawaban dari pihak yayasan atau pengurus," ungkap Mimied, salah satu perwakilan keluarga korban, dikutip dari Kompas TV, Rabu (8/10/2025).
Menurutnya, ada faktor kelalaian saat insiden runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
"Sebetulnya sudah jelas itu ada pembangunan, renov atau apa, dan masih basah, pun dengan kering pun, kalau itu masih dalam proses (pembangunan) itu tidak boleh ada aktivitas," ujarnya.
"Kami sekeluarga sepakat menanyakan itu, tapi sejauh ini belum ada jawaban, kenapa di bawah itu ada aktivitas anak-anak," sambungnya.
Menurut Mimied, peristiwa ini sudah menjadi perhatian tidak hanya lokal, namun juga nasional hingga mancanegara.
Sehingga ia meminta proses hukum dilanjutkan.
"Sebaiknya ini diteruskan saja, kalau ada pemeriksaan ya secara objektif dilakukan saja. Kalau untuk keluarga hanya mendesak itu saja, supaya ada pertanggungjawaban."
"Setuju (ke ranah hukum), setuju sekali, supaya tidak terulang kembali meski kita tidak tahu hasilnya akan seperti apa, tetapi harus diingatkan," kata dia.
Baca juga: Insiden Robohnya Bangunan Ponpes Al-Khoziny, Komisi VIII DPR Minta Kemenag Segera Evaluasi Izin
Sedang Ada Pengecoran di Lantai 4
Sebelumnya, Kepala Basarnas, Mohammad Syafii mengungkapkan insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny bertepatan dengan waktunya salat Asar.
"Pada saat itu anak-anak kita para santri sedang melaksanakan salat dan diperkirakan bahwa luas area tempat salat itu 140 jemaah lebih," ungkap Syafii dalam konferensi pers, Senin (6/10/2025).
Bangunan Ponpes Al Khoziny yang runtuh, kata Syafii, merupakan bangunan dengan empat lantai di mana tempat salat lantai dasar.
Lantai keempat bangunan tersebut, sedang dalam proses pembangunan.
"Sehingga pada saat pelaksanaan pengecoran terjadi kekuatan struktur yang mungkin tidak mampu menahan sehingga terjadi kolaps yang kita sering namakan structure collapse," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.