Program Makan Bergizi Gratis
66 Siswa di Karanganyar Diduga Keracunan MBG, Guru Temukan Nasi Lembek, Siswa: Rasanya Kayak Sabun
Dari puluhan siswa yang diduga keracunan, lima siswa SMPN 1 Tawangmangu dirujuk ke RSUD Kartini Karanganyar untuk penanganan.
lihat foto
Akademisi Universitas Udayana, Efatha Filomeno Borromeu Duarte, menyarankan kepada pemerintah pusat agar memperkuat sistem logistik, pengawasan, dan sumber daya manusia di lapangan untuk memperbaiki pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di lapangan.
Menurutnya, program MBG sebenarnya bisa dijadikan sebagai model industri pangan nasional yang mengedepankan standar mutu dan keamanan tinggi.
Baca juga: Minta Program MBG Dibenahi, Edu Watch Nilai Orang Tua Tak Perlu Khawatir
Ia menyebut, program MBG selain berorientasi pada peningkatan gizi anak bangsa, juga memberikan dampak besar pada penguatan ekonomi akar rumput.
“MBG bukan proyek bansos, melainkan proyek peradaban. Program MBG merupakan investasi masa depan bangsa yang harus diselamatkan dan dikembangkan untuk memperkuat kemandirian pangan nasional,” kata Efatha dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (9/10/2025).
Efatha menambahkan, bagi jutaan keluarga prasejahtera, MBG menjadi ruang bernapas yang nyata, karena mampu mengurangi beban pengeluaran harian mereka untuk kebutuhan makan anak-anak.
Ia pun menilai manfaat sosial dan ekonomi inilah yang harus dijaga, meski pelaksanaannya masih perlu disempurnakan.
Dia kemudian mengakui bahwa program MBG perlu banyak perbaikan.
“Tapi kesalahan teknis di lapangan tidak boleh dijadikan alasan untuk mematikan program sebesar ini. Yang perlu dilakukan adalah memperbaiki tata kelolanya agar semakin profesional dan akuntabel,” paparnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Choirul Arifin) (TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.