Program Makan Bergizi Gratis
4 Fakta Keracunan MBG di Martapura: Dialami 3 Sekolah, Kepsek Jadi Korban
Berikut fakta-fakta kasus keracunan MBG di 3 sekolah di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) pada 9 Oktober 2025.
TRIBUNNEWS.COM - Kasus keracunan massal diduga akibat sajian dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi, kali ini para pelajar dan guru di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), menjadi korban pada Kamis (9/10/2025).
Hingga sore harinya, jumlah korban keracunan MBG di Martapura yang menjalani perawatan medis di rumah sakit terus bertambah.
MBG sendiri adalah program nasional gagasan Presiden Prabowo Subianto untuk menurunkan angka stunting hingga kemiskinan, serta meningkatkan status gizi anak-anak dan kelompok rentan.
Kasus keracunan massal diduga akibat MBG ini terjadi di sejumlah sekolah di Martapura, yaitu SMA IT Assalam Martapura, SD Muhammadiyah Martapura, dan SD Negeri 1 Pasayangan Martapura.
4 Fakta Keracunan MBG 3 Sekolah di Martapura
1. Kepsek Ikut Keracunan
Jumlah korban keracunan yang tercatat hingga Kamis sore, adalah 37 orang. Bukan hanya dari kalangan siswa, salah satu korbannya adalah sang kepala sekolah (kepsek).
Para siswa dari ketiga sekolah dan Kepala SMA IT Assalam yang mengalami gejala keracunan makanan pun dilarikan ke rumah sakit.
Berdasarkan pantauan Banjarmasin Post, suasana Rumah Sakit (RS) Ratu Zalecha Martapura tampak sibuk.
Satu per satu anggota keluarga siswa berdatangan setelah mendapat kabar anak mereka mengalami gejala seperti mual, muntah, pusing, dan nyeri perut hebat. Gejala tersebut juga dialami sang kepsek.
“Beliau muntah-muntah di dalam,” kata Kapolres Banjar AKBP Fadli saat memantau langsung kondisi para korban di rumah sakit, dilansir dari BanjarmasinPost.co.id.
Baca juga: Imbas Aksi Staf SPPG, Jatah MBG 8 Sekolah di Lebak Dihentikan, Ada Apa?
Menurut Fadli, jumlah pasti korban masih mungkin bertambah karena sebagian siswa baru mulai merasakan gejala beberapa jam setelah mengonsumsi makanan dari paket MBG.
“Ada yang ketahanan fisiknya kuat, menurut prediksi dokter efeknya baru terasa malam hari. Kita tunggu perkembangan dari rumah sakit,” ucapnya.
2. Ambil Sampel MBG
Sementara itu, tim dari Polres Banjar telah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi para siswa untuk dilakukan uji laboratorium.
“Sampel makanan sudah kami sita. Akan kami tes di laboratorium untuk memastikan penyebab pasti keracunan ini,” ungkap AKBP Fadli.
Pihak rumah sakit sendiri masih melakukan observasi intensif terhadap para pasien diduga korban keracunan ini.
Sejumlah siswa tampak terbaring lemas di ranjang pasien sembari mendapat cairan infus untuk mengembalikan kondisi tubuh mereka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.