Warga Terdampak Proyek Jalur Selatan Jawa Mengeluh Belum Terima Uang Ganti Rugi Rp 300 Juta Lebih
Senyum getir mengiringi kalimatnya. Alih-alih menerima haknya, Marius justru ditawari pinjaman. Proyek JJLS berpolemik karena warga belum terima uang
Ringkasan Berita:
- Warga belum mendapatkan uang ganti rugi proyek Jalan Jalur Lingkar Selatan sejak enam tahun lalu
- Tanah warga sekarang dipakai untuk lahan parkir dan warung makan
- Jika tidak dibayarkan hingga November 2025 warga mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran
- Nilai total keseluruhan ganti rugi lahan warga terdampak proyek Rp 320 miliar
TRIBUNNEWS.COM,YOGYAKARTA - Proyek Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) kini menuai polemik lantaran sejumlah warga terdampak pekerjaan infrastruktur tersebut belum mendapat uang ganti rugi hingga saat ini. Jumlah yang dibayarkan pun tidak sedikit yakni sekitar Rp 300 juta lebih untuk satu kepala keluarga (KK).
Baca juga: 4 Fakta Viral Sopir Truk Ugal-ugalan di JJLS Bantul, Berujung Ditilang, Pengemudi Minta Maaf
Salah satu yang belum mendapatkan uang adalah Marius Puryanto,warga Kelurahan Karangwuni, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Ia kini gelisah gundah gulana. Enam tahun sudah ia menunggu, bukan sekadar uang, tapi keadilan yang dijanjikan negara.
Uang ganti rugi proyek pelebaran Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang katanya akan cair, masih sebatas angin lalu.
Tanggal 1 November 2025 disebut-sebut sebagai hari penentuan. Hari yang digadang-gadang membawa kabar baik.
Tapi bagi Marius, harapan itu sudah terlalu sering digantung. "Saya dan warga lain sudah dirugikan selama 6 tahun ini, jadi kami menunggu kejelasannya di 1 November nanti," kata Marius ditemui di rumahnya pada Selasa(14/10/2025).
Dua bidang tanah miliknya, masing-masing 48 meter persegi telah lama masuk daftar terdampak proyek. Nilai ganti rugi yang dijanjikan Rp301.858.000.
Angka itu ia terima sejak tahun 2019 dalam sebuah pertemuan di Balai Kelurahan. Surat keterangan dari bank pun sudah di tangan, lengkap dengan nomor rekening.
Tapi uangnya? Entah di mana. "Saat itu tidak diberitahu kapan persisnya uang akan cair ke rekening, tapi saat itu saya sudah telanjur senang," jelasnya.
Senyum getir mengiringi kalimatnya. Alih-alih menerima haknya, Marius justru ditawari pinjaman.
Baca juga: Bawa Kabur Pacar yang masih di Bawah Umur ke Penginapan, Pemuda Kulonprogo Ini Ditahan Polisi
Bank datang membawa janji, developer menyodorkan rumah baru. Marius tergiur. Ia ambil pinjaman untuk kebutuhan harian, berharap uang ganti rugi segera menyusul.
Tapi harapan tinggal harapan. Tanahnya dibiarkan begitu saja. Kini jadi tempat parkir dan warung makan sederhana.
“Saya biarkan saja, sambil menunggu kepastian dari pusat,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo memang telah membentuk tim penanganan. Tapi bagi Marius dan warga lain, itu belum cukup.
Mereka sudah berjuang dari kabupaten hingga provinsi, namun jawaban selalu kabur. Marius merasa tak hanya dirugikan, namun juga disepelekan.
Jika 1 November 2025 tidak membawa kabar baik, Marius siap turun ke jalan. “Kami akan demo lebih besar dan menolak proyek JJLS,” ancamnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.