Selasa, 28 Oktober 2025

Jembatan Putus, Pelajar di Pandeglang Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai ke Sekolah

Pelajar Pandeglang bertaruh nyawa seberangi sungai tiap hari akibat jembatan putus sejak 2024, belum ada solusi dari pemerintah.

Editor: Glery Lazuardi
Dok. warga
Puluhan pelajar SD dan SMP di Kampung Cegong, Pandeglang, menyeberangi sungai berlumpur tanpa jembatan demi bisa bersekolah. Jembatan gantung yang menjadi akses utama warga hanyut terbawa arus sejak Oktober 2024, memaksa anak-anak bertaruh nyawa setiap hari di tengah derasnya air dan risiko bencana. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pelajar SD dan SMP di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten bertaruh nyawa menyeberangi sungai untuk dapat berangkat ke sekolah.

Hal ini, karena jembatan yang berada di Kampung Cegong, Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Pandeglang, putus.

Jembatan itu putus karena terbawa arus air pada tahun 2024.

Kampung Cegong di Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Pandeglang termasuk dalam wilayah rawan banjir dan longsor menurut pemetaan resmi BPBD Kabupaten Pandeglang.

Wilayah ini rentan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan tanah bergerak, terutama saat musim pancaroba dengan curah hujan tinggi disertai angin kencang dan petir.

Jembatan gantung di Kampung Cegong yang menjadi akses utama warga dan siswa sekolah hanyut terbawa arus sungai pada Oktober 2024.

Akibatnya, puluhan siswa SD dan SMP terpaksa menyebrangi sungai deras setiap hari untuk pergi dan pulang sekolah, yang sangat berisiko terhadap keselamatan mereka.

Berdasarkan pemantauan, sejumlah pelajar berseragam putih-merah (SD) dan putih-biru (SMP) sedang berada di tepi sungai berlumpur.

Beberapa anak tampak berada di dalam air, sementara yang lain berdiri atau berjalan di sepanjang tepian sungai.

Mereka menyeberang dari satu tempat ke tempat lain. Terlihat, mereka menggulung celana hingga selutut.

Mereka menyeberang di tengah derasnya air. 

Firdaus, salah seorang warga Desa Rancapinang mengatakan  para siswa terpaksa harus menyebrangi sungai tersebut lantaran jembatan yang ada hanyut terbawa arus pada tahun 2024. 

"Kalau tidak salah, jembatan gantung itu ambruk pada awal Oktober tahun lalu," ujarnya dalam sambungan telepon, (23/10/2025).

Firdaus mengaku, bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang sempat menjanjikan akan membangun jembatan di wilayah tersebut.

"Tapi sampai tahun 2025,  pembangunan jembatan tidak kunjung direalisasikan atau nihil," ujarnya. 

Sumber: Tribun Banten
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved