Berita Viral
Berapa Harga Baju Korpri? Melda Safitri Rela Sisihkan Uang Jual Cabai Demi Suami yang Diterima PPPK
Berikut ini informasi harga baju Korpri. Diketahui Melda Safitri sampai sisihkan uang jualan cabai dan sayur demi belikan untuk suami.
TRIBUNNEWS.COM - Kisah Melda Safitri (33), perempuan asal Aceh Singkil, mendadak viral setelah ia ditalak suaminya JS, tak lama usai sang suami dinyatakan lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Di balik kabar viral itu, tersimpan cerita, pengakuan dari Melda yang rela menyisihkan hasil jualan cabai hingga sayur untuk membeli baju Korpri
Seragam Korpri diketahui digunakan sebagai identitas kedinasan resmi termasuk PPPK.
Dalam Permendagri Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pakaian Dinas ASN disebutkan bahwa pakaian dinas ASN, termasuk PPPK, meliputi PDH, Korpri batik, hingga pakaian daerah.
“Baju pelantikan itu saya yang belikan, dari hasil jualan cabai dan sayur di pasar. Saya bantu dari nol, dari dia belum kerja sampai bisa lulus PPPK. Tapi justru saya ditinggal sebelum dia menerima SK,” ucap Melda lirih saat diwawancarai, Minggu (27/10/2025), mengutip SerambiNews.com.
Melda mengaku, kecewa lantaran selama ini dirinya selalu setia mendukung perjuangan sang suami di tengah kesulitan ekonomi keluarga.
Ia tak menyangka perpisahan justru datang ketika kehidupan mulai membaik.
Lantas berapa sebenarnya harga baju Korpri?
Harga baju KORPRI pria untuk PPPK bervariasi, mulai dari sekitar Rp 75.000 hingga Rp 400.000 atau lebih, menurut pantauan Tribunnews dari berbagai sumber.
Di salah satu laman belanja online ada yang harganya mulai Rp 325.000, dalan deskripsi dituliskan bahan pakaian yakni katun.
Menurut pantauan harga yang tertera, tergantung pada bahan, desain, dan tempat pembelian.
Harga bisa lebih murah jika membeli kain saja, atau lebih mahal untuk model premium seperti yang menggunakan furing dan terbuat dari katun berkualitas tinggi.
Melda Ungkap Kesulitan Ekonomi
Diketahui Melda Safitri yang kini kembali ke kampung halamannya di Aceh Selatan bersama anak-anaknya, mengunggah kisahnya melalui akun Facebooknya yakni Safitri Alshop Aceh , dan unggahan tersebut langsung viral di berbagai platform.
Dalam unggahan dan sejumlah wawancara, Melda Safitri mengaku, faktor ekonomi menjadi bayang-bayang terbesar dalam perjalanan rumah tangganya bersama JS.
Termasuk dalam hal merawat diri, Melda mengakui kesulitan membeli bedak.
Ia menyebut, tekanan finansial semasa hidup berumah tangga cukup berat, hingga situasi menegang usai sang suami menceraikan dirinya.
"Perceraian yang ia (JS) lontarkan kepada saya pada 15 Agustus itu sangat menyakitkan bagi saya, impian yang sudah saya harapkan dengan anak-anak kandas," ujar perempuan yang akrab disapa Fitri tersebut, saat hadir sebagai tamu dalam acara milik Denny Sumargo, ditayangkan di YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, dikutip Tribunnews, Minggu (26/10/2025).
Bahkan, Fitri mengatakan, bahwa sang suami pergi dari rumah, dan pulang ke rumah orangtuanya.
"Dan dia tidak mau pulang, dia tetap kekeuh untuk menceraikan saya, mungkin karena saya kurang sempurna saya ikhlas untuk terima hal itu," lanjut Fitri.
Fitri juga menyebut, sang suami menceraikan dirinya kemungkinan karena penampilan dirinya.
Fitri mengatakan, penampilannya kurang menarik dan kurang menyenangkan hati suami.
"Mungkin dari penampilan saya yang kurang menyenangkan lagi, kurang mengurus diri, karena jujur siapa sih perempuan yang tidak mau cantik? tapi kan faktor ekonomi juga." imbuhnya.
"Nanti kalau saya usahakan untuk membeli bedak, nanti bagaimana dengan kebutuhan kami," lanjutnya.
Di sisi lain, Fitri tetap mengakui bahwa selama ini sang suami juga telah berusaha mencari nafkah, walaupun, lanjutnya, yang diusahakan JS terkadang belum tentu ada hasil.
Kronologi Suami Talak Istri usai Keterima PPPK
Fitri menceritakan, kronologi lengkap peristiwa yang membuat rumah tangganya berakhir di ambang perceraian.
“Dia marah cuma karena tidak ada kawan nasi (lauk) di rumah,” ujar Fitri lirih, saat ini dia sudah kembali ke rumah orang tuanya di Meukek, Aceh Selatan, tempat ia kini menetap bersama dua anaknya.
Fitri menceritakan, peristiwa itu terjadi pada 15 Agustus 2025, dua hari sebelum sang suami dilantik sebagai PPPK Satpol PP di Aceh Singkil.
Sehari sebelumnya, 14 Agustus, suaminya pulang kerja dalam keadaan marah-marah karena tidak ada nasi dan lauk di rumah.
"Dia tanya ke anak, ‘sudah makan belum?’ Padahal anak saya memang makan gorengan dari hasil jualan saya di depan rumah. Karena tidak ada bahan, saya belum sempat masak,” cerita Fitri.
Keesokan harinya, sang suami kembali marah dan memancing emosi Fitri. Pertengkaran pun tak terhindarkan.
“Saya tanya, ‘apa salah saya? Kamu kan tidak kasih uang belanja, jadi apa yang saya masak?’ Tapi dia malah makin emosi,” tutur Fitri.
Tak lama kemudian, suaminya masuk ke kamar, mengemasi pakaian, lalu pergi dengan sepeda motor, mengutip Serambinews.com.
Sebelum keluar rumah, ia justru mengucapkan kata talak kepada Fitri.
“Dia bilang, ‘kamu meledak, saya ceraikan 1, 2, 3,’” kata Fitri mengulang ucapannya.
Sejak hari itu, Fitri tidak pernah lagi bertemu dengan suaminya.
Ia mengaku, diblokir dari semua kontak dan hanya mengetahui kabar suaminya dari tetangga.
"Tidak ada telepon, tidak ada kabar. Semua kontak saya diblokir. Kalau ada keperluan pun dia titip pesan lewat orang lain,” ungkap Fitri.
Fitri pun berjuang bertahan hidup dengan berjualan gorengan dan minuman seribu rupiah di depan rumah.
“Dari jualan kecil itu saya biayai anak-anak. Kadang jualan sayur dan cabai juga,” ujarnya.
Fitri kini tinggal di rumah orang tua di Aceh Selatan, berusaha memulai hidup baru bersama dua anaknya.
“Semoga Allah ganti dengan yang lebih baik. Saya cuma ingin fokus pada anak-anak,” pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Duduk Perkara Wanita di Aceh Singkil Diceraikan Suami Lulus PPPK: Marah Gegara Tak Ada Lauk di Rumah
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (SerambiNews.com/Firdha Ustin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.