Soal Longsor di Banyumas: Keluhan Warga Tak Digubris, ESDM Jateng Minta Perusahaan Tanggung Jawab
Inilah sejumlah fakta soal longsornya tambang bukit kapur di Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah yang rusak sejumlah rumah warga
Ringkasan Berita:
- Salah satu tokoh masyarakat ceritakan detik-detik terjadinya longsor di Ajibarang, Banyumas
- Ia menyebut telah sampaikan keluhan soal aktivitas penambangan, namun tak digubris
- ESDM Jawa Tengah minta perusahaan pengelola untuk tanggung jawab
TRIBUNNEWS.COM - Bukit kapur di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah longsor, Minggu (26/10/2025) sore.
Bukit kapur tempat tambang semen yang masih aktif dikelola PT STAR tersebut longsor dan menyebabkan sejumlah rumah warga rusak.
Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah wilayah Slamet Selatan, Mahendra DA pun meminta PT STAR untuk tanggung jawab terkait kejadian ini.
Sejumlah warga pun harus mengungsi.
Berikut fakta-fakta terkait longsornya bukit kapur di Ajibarang, Banyumas pada Minggu (26/10/2025) sore:
1. Kronologi longsor
Toko masyarakat setempat, Erwin menceritakan detik-detik mencekam terjadinya longsor.
Ia dan keluarganya bahkan sampai berlari dari dalam rumah pada Minggu sore.
Saat longsor terjadi, ia mendengar ada suara pohon yang patah.
"Ada suara pohon-pohon patah."
"Posisi saya di rumah, anak istri saya sedang mandi, rumah sebelah ada adik saya sedang salat, orangtua saya di bawah, keponakan saya di balkon."
"Terus pada keluar semua," ujar Erwin, dikutip dari TribunBanyumas.com.
2. Keluhan warga tak digubris
Erwin mengatakan, warga desa setempat sudah lama khawatir akan longsoran bukit kabur yang sekarang digunakan untuk pabrik sement ersebut.
Baca juga: Tambang Semen di Banyumas Longsor, ESDM Minta Perusahaan Tanggung Jawab, PT STAR Salahkan Hujan
Kekhawatiran tersebut, telah disampaikan ke pemerintah daerah, namun sayangnya tak juga mendapatkan respons.
Hingga pada akhirnya, bukit kapur tembang pabrik semen tersebut longsor pada Minggu sore.
"Sampaikan itu ke Pak Bupati, kami harus mengeluh kepada siapa kalau bukan ke pemerintah setempat," ujar Erwin kepada TribunBanyumas.com, Senin (27/10/2025).
Ia mengatakan, aktivitas penambangan kapur di kawasan tersebut sering menimbulkan getaran dan debu yang mengganggu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.