Sabtu, 1 November 2025

Korban Dugaan Bullying di Sukabumi Sempat Mengeluh Ingin Pindah Sekolah

AK (14), seorang siswi MTs Negeri di Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengakhiri hidup diduga karena menjadi korban bullying.

TribunJabar.id/Dian Herdiansyah
RUMAH DUKA - Polisi mendatangi rumah duka siswi MTs di Cikembar, Kabupaten Sukabumi yang meninggal tak wajar di rumahnya, Selasa 28 Oktober 2025. Polisi menyelidiki dugaan korban meninggal karena dibully di sekolahnya. 
Ringkasan Berita:
  • AK (14), seorang siswi MTs Negeri di Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengakhiri hidup diduga karena menjadi korban bullying.
  • AK sempat mengeluhkan perlakuan yang dialaminya dan ingin pindah sekolah.
  • Bahkan, keluhan tersebut sudah disampaikan oleh ibu korban kepada wali kelas.

TRIBUNNEWS.COM - AK (14), seorang siswi MTs Negeri di Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengakhiri hidup diduga karena menjadi korban bullying, Selasa (28/10/2025).

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Ferry Supriyadi, mengatakan bakal mengawal kasus dugaan bullying yang dialami korban.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan ibu korban, sambungnya, AK sempat mengeluhkan perlakuan yang dialaminya di sekolah. 

Bahkan, keluhan tersebut sudah disampaikan oleh ibu korban kepada wali kelas.

"Saya, termasuk Pak Kadus dan rekan-rekan, mendengarkan langsung dari ibu korban." 

"Ibu korban katanya sempat menyampaikan kepada wali kelasnya terkait hal yang dikeluhkan oleh almarhumah setiap pulang sekolah," kata Ferry, dilansir TribunJabar.id, Kamis (30/10/2025).

Ferry menyebut, wali kelas sempat berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut dengan berbicara kepada pihak yang diduga menjadi pelaku.

Akan tetapi, sebelum tindak lanjut dilakukan, peristiwa tragis itu terjadi.

"Anaknya setiap pulang sekolah mengeluh ingin pindah sekolah. Tapi karena faktor ekonomi, ibunya belum bisa memenuhi keinginan itu." 

"Akhirnya ibunya menghubungi wali kelas untuk menyampaikan keluhan tentang perlakuan yang membuat almarhumah depresi dan sakit hati," ucap Ferry.

Ferry menegaskan, DPRD Kabupaten Sukabumi akan mendorong proses penyelidikan memastikan kasus ini ditangani sesuai mekanisme hukum yang berlaku.

Baca juga: 5 Kasus Bullying di Dunia Pendidikan Oktober 2025

Ia menolak keras apabila kasus bullying dibiarkan tanpa adanya sanksi terhadap pelaku.

"Saya tidak sepakat kalau memang ada indikasi bullying dan ada korban, tapi tidak ada punishment terhadap pelakunya. Kami akan mendorong dan memastikan kasus ini dikawal sampai tuntas," tuturnya.

Ferry juga mengingatkan, Indonesia adalah negara hukum sehingga semua pihak harus patuh pada aturan yang berlaku dalam menegakkan keadilan bagi korban dan keluarganya.

"Aturan sudah ada, tinggal dijalankan sesuai dengan ketentuan. Kami pastikan DPRD akan ikut mengawasi agar kasus ini tidak berhenti di tengah jalan," ucapnya.

Polisi Selidiki

Diberitakan sebelumnya, Polres Sukabumi tengah menyelidiki kasus ini.

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono berujar, pihaknya langsung bergerak setelah menerima laporan dari keluarga korban. 

"Kita baru saja sudah menerima laporan (LP) dari keluarganya," ucapnya, saat dikonfirmasi pada Rabu (30/10/2025).

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, polisi menemukan sebuah surat tulisan tangan yang diduga ditulis oleh korban sebelum meninggal dunia. 

Surat tersebut, berisi curahan hati korban mengenai tekanan dan perlakuan bullying yang diterimanya di lingkungan sekolah. 

"Langsung kami melakukan penyelidikan bullying terhadap korban," kata Tono. 

Pihak kepolisian pun mendalaminya, saat ini tengah mengumpulkan bukti-bukti lainnya.

"Perkembangan selanjutnya nanti kami sampaikan. Ini baru masuk LP dari keluarganya," terangnya.

Baca juga: BNPT Sebut Korban Bullying Berpotensi Terpapar Radikalisme hingga Jadi Pelaku Terorisme

Sebagai informasi, peristiwa bunuh diri tersebut pertama kali diketahui oleh nenek korban. 

Ketika hendak mengambil air, ia mendapati pintu kamar cucunya dalam keadaan tertutup dan terhalang sesuatu

Setelah diperiksa, ternyata korban sudah tidak bernyawa.

Hal itu disampaikan Sekretaris Pemerintah Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, yaitu Dede Nuryadin.

"Nenek korban sangat terkejut dan langsung meminta pertolongan warga sekitar. Kejadiannya diketahui sekitar pukul sebelas malam," ujar Dede, Rabu.

Warga lantas menghubungi aparat desa dan pihak berwenang.

Petugas dari Polsek, Koramil, Puskesmas, serta Satpol PP tiba di lokasi untuk melakukan penanganan dan pemeriksaan awal.

Korban diketahui tinggal bersama ibu dan neneknya, sedangkan ayahnya bekerja di luar kota. 

"Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, korban diduga meninggal dunia akibat gantung diri menggunakan kain samping di pintu kamar," ucapnya. 

Setelah proses pemeriksaan selesai, jenazah korban dievakuasi dan dimakamkan pada Rabu pagi dengan disaksikan keluarga dan warga sekitar.

"Korban di kuburan tadi pagi oleh keluarga dan warga," pungkasnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Polisi Selidiki Dugaan Bullying Setelah Siswi MTs Sukabumi Meninggal, Surat Curhat Jadi Petunjuk.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved