Pakubuwana XIII Meninggal Dunia
Siapa Pengganti Pakubuwono XIII? Ini Proses Penentuan dan Sosok-Sosok Calon Raja Solo
Pakubuwono XIII wafat, Keraton Surakarta bersiap tentukan raja baru lewat musyawarah dan angger-angger.
Ringkasan Berita:
- Pasca Pakubuwono XIII wafat pada 2 November 2025, Keraton Surakarta kini memasuki masa transisi kepemimpinan.
 - Proses penunjukan raja baru Keraton Solo masih berlangsung, ditentukan melalui musyawarah keluarga besar dan sesepuh keraton dengan pedoman hukum adat (angger-angger).
 - Dua nama mencuat sebagai calon penerus tahta, yakni putra PB XIII, Gusti Purbaya, dan adik-adik kandung sang raja
 
TRIBUNNEWS.COM - Keraton Surakarta memasuki masa transisi setelah wafatnya Pakubuwono XIII.
Pakubuwono XIII wafat di RS Indriati Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Minggu, 2 November 2025 pukul 07.29 WIB.
Dia meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif akibat komplikasi penyakit, termasuk gula darah tinggi dan gangguan ginjal yang sempat memerlukan cuci darah.
Kondisinya memburuk sejak mengikuti prosesi adat Adang Dal pada September 2025, meski saat itu sudah dalam keadaan sakit.
Sejarah Singkat Keraton Surakarta
Keraton Surakarta berdiri pada 1745 sebagai kelanjutan dari Kerajaan Mataram Islam yang pecah akibat Perjanjian Giyanti.
Gelar raja ‘Pakubuwono’ diwariskan sejak saat itu sebagai simbol kekuasaan dan kesinambungan dinasti Mataram.
Gelar ‘Pakubuwono’ berasal dari bahasa Jawa yang berarti “Paku Bumi” atau “penyangga dunia”, simbol raja sebagai pusat dan penopang tatanan kosmos menurut kosmologi Jawa.
Gelar ini pertama kali digunakan oleh Sunan Pakubuwono I (1704–1719), raja Mataram sebelum pecahnya kerajaan.
Setelah Perjanjian Giyanti, gelar ini dilanjutkan oleh raja-raja Kasunanan Surakarta, dimulai dari Pakubuwono II hingga Pakubuwono XIII yang wafat pada 2 November 2025.
Gelar ini bersifat turun-temurun, namun penetapan raja tetap melalui musyawarah keluarga besar keraton dan pertimbangan adat (angger-angger).
Meski tidak lagi memiliki kekuasaan politik formal, Keraton Surakarta tetap menjadi simbol budaya, spiritual, dan sejarah Jawa.
Raja atau Sinuhun berperan sebagai pemimpin adat, penjaga tradisi, dan tokoh penting dalam upacara budaya dan keagamaan.
Proses Penunjukan Raja Keraton Solo
Hingga kini, siapa yang akan menjadi penerus tahta pasca meninggalnya Pakubowo XIII masih menjadi misteri.
Pegiat sejarah dan budaya Jawa dari IKIP Semarang, R. Surojo, menegaskan bahwa proses penentuan raja baru merupakan ranah internal keluarga besar keraton.
“Itu ranah keluarga. Nanti ada musyawarah. Ada adik-adik raja, kerabat raja, dan para sesepuh kerajaan,” ujar Surojo kepada TribunSolo.com, Minggu (2/11/2025).
							
							
							
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.