Kamis, 6 November 2025

Otak Komplotan Calo Akpol di Semarang Adalah Seorang Sopir, Kerja Sama dengan 2 Polisi

Joko Witanto menjadi dalang sekaligus koordinator lapangan. Dia juga mendapatkan jatah paling besar dari hasil kejahatan yang mencapai Rp2,6 miliar.

Editor: Erik S
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
KORBAN PENIPUAN - Dwi Purwanto warga Pekalongan menunjukan foto Alex (mengenakan pakaian berwarna putih) dan Agung (baju hitam), dua pelaku penipuan rekrutmen taruna Akpol, Rabu (22/10/2025). Dwi juga membawa map berwarna merah muda berisikan kronologi kejadian tersebut. 

Ringkasan Berita:
  • Pelaku berjumlah empat orang yakni 2 polisi dua warga sipil
  • Joko Witanto, seorang sopir disebut sebagai otak kejahatan
  • Stephanus Agung Prabowo mengaku sebagai adik Kapolri

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Joko Witanto (44) disebut polisi sebagai otak penipuan bermodus calo masuk Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jawa Tengah.

Joko Witanto bukan lah pejabat. dia hanya seorang sopir. Dalam beraksi, Joko bekerja sama dengan dua orang polisi yakni Aipda Fachrorurohim (41) yang bertugas sebagai Kepala SPKT Polsek Paninggaran dan Bripka Alexander Undi Karisma (38) yang bertugas di Polsek Doro.

Satu pelaku lainnya adalah warga sipil bernama Stephanus Agung Prabowo (55) yang bekerja di bidang keuangan.

Baca juga: Warga Pekalongan Rugi Rp2,6 M Usai Tertipu Seleksi Masuk Akpol, Ujungnya Gagal Seleksi

Joko Witanto disebut menjadi dalang sekaligus koordinator lapangan. Dia juga mendapatkan jatah paling besar dari hasil kejahatan yang mencapai Rp2,6 miliar.

Joko Witanto ternyata juga dikenal sebagai penipu ulung.

Dia memiliki banyak identitas palsu mulai dari kartu anggota dan lencana palsu dari lembaga TNI, Badan Intelijen Negera (BIN), hingga Badan Penelitian Aset Negara.

"Otak kejahatan kasus ini adalah JW (Joko Witanto). Dia bersama tersangka lainnya sudah saling kenal saat ada acara di Semarang. Mereka lantas merencanakan aksi kejahatan tersebut," ucap Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio kepada Tribunjateng.com, Rabu (5/11/2025).

Peran Pelaku

Para tersangka memiliki peran masing-masing dalam menjalankan aksi kejahatannya. 

Dua polisi bertugas mencari para korban hingga bertemulah dengan D. Korban sangat menginginkan anak laki-lakinya menjadi polisi. 

Aipda Fachrorurohim dan Bripka Alexander kemudian mempertemukan korban D dengan dua tersangka lainnya Stephanus dan Joko Witanto.

Pertemuan itu berlangsung antara Desember 2024 hingga April 2025 di Kabupaten Pekalongan dan Kota Semarang.

Selama pertemuan itu, Stephanus Agung Prabowo berlagak menjadi adik Kapolri.

Baca juga: Sosok Aipda F, Polisi Aktif Tipu Rekannya hingga Rp2,6 Miliar, Janjikan Anak Korban Masuk Akpol

Dalam aksinya, dia dibantu Joko Witanto yang mengaku mengenal berbagai pejabat penting di kepolisian dan TNI, bahkan pemerintahan.

Joko juga menyodorkan foto-fotonya saat dirinya berfoto dengan para pejabat tersebut.

Kombes Pol Dwi mengatakan, untuk memuluskan aksinya, tersangka Stephanus Agung Prabowo mengaku sebagai adik Kapolri.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved