Kurangi Emisi Karbon, 3.000 Mangrove Ditanam di Pesisir Mawali, Bitung Sulawesi Utara
Keberadaan mangrove tak hanya menjaga stabilitas garis pantai, tetapi juga menghidupkan kembali habitat biota laut yang sempat menipis.
Ringkasan Berita:
- ASDP Indonesia Ferry (Persero) menanam 3.000 bibit mangrove di pesisir Mawali, Bitung, Sulawesi Utara
- Program yang telah berjalan hampir dua tahun ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan pernyataan sikap perusahaan untuk menjaga bumi.
- Keberadaan mangrove tak hanya menjaga stabilitas garis pantai, tetapi juga menghidupkan kembali habitat biota laut yang sempat menipis
TRIBUNNEWS.COM, MAWALI - Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menanam 3.000 bibit mangrove di pesisir Mawali, Bitung, Sulawesi Utara sebagai bagian dari upaya mengurangi emisi karbon sekaligus memperkuat benteng alami bagi ekosistem pesisir.
Direktur Utama ASDP Heru Widodo, menegaskan program yang telah berjalan hampir dua tahun ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan pernyataan sikap perusahaan untuk menjaga bumi.
“Lingkungan adalah ruang hidup bagi manusia dan seluruh ekosistem. Menjaganya berarti menjaga masa depan. Kami berharap penanaman mangrove ini menjadi langkah nyata menuju masa depan yang lebih hijau,” ujar Heru, Minggu (9/11/2025).
Program ini dijalankan melalui kolaborasi dengan Jejakin, yang tidak hanya fokus pada penanaman, tetapi juga memastikan keberlanjutan lewat pemantauan pertumbuhan, penghitungan karbon terserap, hingga pelaporan berkala yang terukur.
Baca juga: Cegah Abrasi, 2.000 Batang Mangrove Ditanam di Pesisir Tanjung Pakis Karawang
Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin, menjelaskan pemantauan dilakukan tiga bulan setelah penanaman untuk memastikan tingkat kelangsungan hidup bibit.
“Jika tingkat kelangsungan hidup berada di bawah 10 persen, kami akan melakukan penyulaman untuk mengganti bibit yang gagal bertahan. Prinsipnya, bukan hanya menanam, tetapi memastikan ia tumbuh,” jelas Shelvy.
Benteng Alami
General Manager ASDP Bitung, Rudy Mahmudi, menyebut keberadaan mangrove tak hanya menjaga stabilitas garis pantai, tetapi juga menghidupkan kembali habitat biota laut yang sempat menipis.
“Mangrove adalah benteng alami. Ia mencegah abrasi, memulihkan ekosistem, dan membuka peluang bagi masyarakat pesisir untuk mengembangkan ekowisata maupun sektor perikanan. Ini bukan hanya soal alam, tetapi juga pemberdayaan,” ujarnya.
Program ini selaras dengan komitmen ASDP dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 13 tentang penanganan perubahan iklim dan poin 15 terkait ekosistem daratan.
“Penanaman mangrove secara langsung berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati,” tambah Shelvy.
ASDP sebelumnya telah menanam 1.000 mangrove di Jepara pada 2023 dan 2.000 mangrove di Kayangan, NTB, pada 2024. Dengan penanaman tahun ini, total 6.000 bibit telah ditanam di tiga wilayah berbeda—sebuah bukti nyata komitmen perusahaan terhadap pelestarian lingkungan.
Shelvy menutup dengan pesan yang kuat: “Kami ingin program ini terus berlanjut, tidak hanya sebagai aksi tanam pohon, tetapi sebagai gerakan menumbuhkan kesadaran kolektif. Menjaga bumi adalah warisan bersama, dan menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjaganya bagi generasi yang akan datang.”
| ASDP Cabang Kupang Operasikan 48 Rute Penyeberangan di Nusa Tenggara Timur |
|
|---|
| Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Dituntut 8,5 Tahun Penjara Dalam Kasus Korupsi Rp 1,2 Triliun |
|
|---|
| Cegah Abrasi, 2.000 Batang Mangrove Ditanam di Pesisir Tanjung Pakis Karawang |
|
|---|
| Sumpah Pemuda di Era Krisis Iklim: Gen Z Menuntut Aksi Nyata Pemerintah Kurangi Emisi |
|
|---|
| Anggota Komisi XII DPR RI Sebut Terbitnya Perpres 110/2025 Jadi Momentum Nasional Ekonomi Hijau |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.