Cara Asyik Si Ojan Lestarikan Aksara Jawa Pakai Board Game, Gabung Rumah BUMN Solo demi Naik Kelas
Berikut cerita Tasya yang menciptakan board game kartu aksara Jawa untuk mempermudah belajar para siswa.
Ringkasan Berita:
- Tasya Ayu Oktayana menciptakan board game kartu aksara Jawa karena resah melihat siswa menganggap pelajaran aksara Jawa membosankan.
- Board game buatan Tasya sudah terjual lebih dari 500 paket dengan omzet Rp2 juta per bulan.
- Tasya kini sudah bergabung dengan Rumah BUMN Solo binaan BRI untuk menaikkan kelas usahanya.
Laporan wartawan Tribunnews.com/Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Menjalankan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tidak melulu bicara soal keuntungan rupiah yang masuk ke dompet setiap bulannya. Namun, terkadang bisnis berawal dari niat mulia.
Seperti yang dilakukan Tasya Ayu Oktayana (26), konten kreator asal Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Ia berinovasi menciptakan board game kartu aksara Jawa serta mendirikan komunitas Si Ojan, akronim dari Sinau Jowo Bebarengan, pada tahun 2019.
Semua tidak lepas dari keresahannya semasa kuliah saat melakoni Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah.
Sebagai calon guru, Tasya merasakan aksara Jawa dipandang sebagai pelajaran menjengkelkan dan membosankan oleh para siswa.
Padahal menurutnya, jika aksara Jawa diajarkan dengan metode yang benar, maka dapat dipelajari secara menyenangkan.
“Bahkan, beberapa anak itu lebih sulit mempelajari aksara Jawa daripada matematika. Nah, akhirnya muncullah ide pembuatan board game aksara Jawa supaya lebih seru, asyik, dan menyenangkan,” katanya saat dihubungi Tribunnews, Minggu (2/11/2025).
Di sisi lain, aksara Jawa wajib dipelajari di berbagai tingkatan satuan pendidikan dalam muatan lokal mata pelajaran Bahasa Jawa.
Implementasinya diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012, payung hukum untuk melindungi bahasa, sastra, dan aksara Jawa.
Baca juga: Olah Kunyit Jadi Cuan, Desa Ibru Jambi Berhasil Go Internasional hingga Raih Penghargaan BRILiaN
Tak Ingin Aksara Jawa Punah
Tasya pertama kali memperkenalkan board game kartu aksara Jawa buatannya saat menjadi pembicara di acara tahunan Temu Pendidik Nusantara (TPN) yang digagas Yayasan Guru Belajar (YGB), Jakarta.
Dalam forum tersebut, dia membuktikan bahwa inovasinya bisa diterima tidak hanya siswa, tapi juga berbagai kalangan utamanya para guru.
Alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Jurusan Pendidikan Bahasa Jawa (PBJ) ini bermimpi besar suatu saat nanti board game kartu aksara Jawa dikenal secara luas, tidak kalah dengan permainan UNO.
“Jadi orang sekarang kalau nongkrong mainnya UNO atau kartu remi. Bisa enggak ya kalau di kafe-kafe itu board game-nya ganti yang tradisional-nasionalis, seperti kartu aksara Jawa misalnya, juga supaya warisan budaya ini tidak punah,” harap Tasya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.