Kelakuan Aspinawati Kepala SD di Kampar Terbongkar Imbas Guru Banting Nasi Kotak, Langsung Dicopot
Kepala SD Negeri 021 Desa Tarai Bangun, Aspinawati Harahap, dicopot dari jabatannya karena dinilai arogan dan melakukan sejumlah pungutan.
Ringkasan Berita:
- Kepala SD Negeri 021 Desa Tarai Bangun, Aspinawati Harahap, dicopot dari jabatannya karena dinilai arogan.
- Ada sejumlah pungutan yang dilakukan sekolah di bawah kepemimpinannya.
- Kelakuannya terbongkar imbas kasus guru banting nasi kotak, viral di media sosial.
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 021 Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Aspinawati Harahap, dicopot dari jabatannya.
Kelakuannya tebongkar imbas kasus guru banting nasi kotak. Peristiwa ini terjadi pada Senin (10/11/2025), berujung viral di media sosial.
Dua guru berstatus honorer bernama Yon Hendri dan Reza Arya Putra dipecat buntut kejadian tersebut.
Bersamaan dengan itu, Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kampar, juga mencopot Aspinawati dari jabatan kepala sekolah.
Pencopotan dilakukan karena Aspinawati dinilai arogan dan semena-mena dalam memimpin sekolah.
Kelakuan Aspinawati terungkap saat orang tua murid bersama anak-anak mereka menggelar aksi di sekolah, Rabu (12/11/2025).
Aksi itu awalnya dilakukan sebagai bentuk protes terhadap aksi guru yang membanting nasi kotak di depan murid.
Namun, demonstrasi itu justru mengungkap sejumlah pungutan yang dilakukan pihak sekolah di bawah kepemimpinan Aspinawati.
Pungutan itu di antaranya iuran tanah timbun Rp50 ribu per orang tua dan iuran penghijauan sekolah Rp35 ribu per anak.
Selain itu, potongan terhadap penerima Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp50 ribu.
Orang tua murid juga mengungkap adanya pungutan membeli buku Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Baca juga: Sosok Gubernur Sulsel Andi Sudirman yang Pecat 2 Guru ASN di Luwu Utara, Adik Mentan Amran Sulaiman
Lalu, pembayaran uang masuk sekolah yang tidak transparan karena tanpa bukti kuitansi, serta nominal uang masuk sekolah antarmurid yang berbeda.
Satu di antara orang tua siswa memperkirakan pungutan mencapai ratusan juta rupiah.
Ia menghitung dari jumlah murid di sekolah itu yang hampir mencapai 1.000 orang.
"Jumlah siswa banyak disini, ada 1000. Jadi kalau dikumpulkan semua bisa ratusan juta," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (14/11/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.