Sosok Junaido, ASN TNI Pelaku Penikaman Tewaskan Sang Keponakan Bripka Abdul Salman
Junaido mengaku dirinya kesal lantaran sang istri H tidak mengabarinya bahwa Bripka LAS menginap di rumah mereka.
Ringkasan Berita:
- Bripka Laode Abdul Salman (36) tewas ditikam Junaido (43)
- Pelaku Junaido adalah paman Bripka Laode Abdul Salman
- Anggota Polres Tolikara itu tewas setelah mencoba melerai keributan antara tante dan pamannya
- Sang paman mengaku kesal lantaran tak diberitahukan istri jika Bripka Laode menginap di rumahnya
TRIBUNNEWS.COM, KENDARI - Bripka Laode Abdul Salman (36) tewas ditikam Junaido (43) di rumah tantenya H di Lorong Merak, Mataiwoi, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (15/11/2025) dini hari.
Bripka Laode Abdul Salman meninggal setelah melerai pertengkaran antara tantenya H dengan pamannya Junaido (suami H).
Bripka (Brigadir Polisi Kepala) adalah pangkat Bintara tinggi dalam Polri.
Pangkat ini berada satu tingkat di atas Briptu dan satu tingkat di bawah Aipda.
Baca juga: Cekcok Rumah Tangga di Sumedang Berakhir Tragis, Dede Tewas Ditikam Adik Ipar
Anggota Polres Tolikara itu meregang nyawa usai terkena tikaman badik sang paman.
Terkini jenazah korban dimakamkan di Papua setelah sempat dibawa ke RS Bhayangkara Kendari.
"Rencana dibawa balik ke Papua, karena orang tuanya di Papua semua. Sudah jam 13.00 siang tadi berangkat ke Papua via pesawat," ujar Kanit Resmob Polda Sultra, AKP Gayuh Pambudhi Utom.
Sosok Junaido
Pria berusia sekitar 43 tahun ini disebut Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja di lingkungan TNI-AD.
ASN TNI adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di instansi Tentara Nasional Indonesia (TNI), seperti Markas Besar TNI, Kodam, Korem, Kodim, Lanal/Lanud/Satuan di lingkungan TNI AD, AL, atau AU.
Mereka bukan prajurit TNI, melainkan pegawai sipil yang bekerja mendukung administrasi, layanan umum, dan fungsi pendukung TNI.
Junaido mengaku dirinya kesal lantaran sang istri H tidak mengabarinya bahwa Bripka LAS menginap di rumah mereka.
Sebelum kejadian tragis itu Junaido tengah piket di kantornya.
Baca juga: Alasan Bripka NW dan Anggota DPRD Blitar Tidak Ditahan meski Jadi Tersangka Kasus Perzinaan
Namun sepulangnya ke rumah dia mendapati Bripka Laode Abdul Salman ada di rumahnya.
"Saya itu dengan istri saya saling menyayangi. Tapi itulah, di saat saya melaksanakan piket. Kamu hargai saya lah. Ada keluarga mau datang," kata Junaido dikutip TribunnewsSultra.com dalam rekaman yang didokumentasikan pihak kepolisian, Sabtu (15/11/2025).
Bripka Laode Abdul Salman adalah keponakan langsung dari H, istri J.
Junaido mengaku tak memiliki masalah dengan Bripka Laode Abdul Salman.
Hanya saja dia kecewa lantaran tak diberitahukan sang istri akan kedatangan keponakannya itu.
Kronologis Kejadian
Peristiwa itu terjadi di Lorong Merak, Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-Wua, Kendari, ibu kota Provinsi Sultra.
Dari keterangan H--istri pelaku kepada kepolisian-- saat kejadian dia sedang beristirahat dengan anaknya FI di rumah, Sabtu sekitar pukul 00.00 dinihari.
Suaminya J, ASN salah satu institusi pulang selepas dari piket jaga di markasnya.
J yang saat itu di bawah pengaruh minuman beralkohol terlibat cekcok dengan H dan anaknya FI di dalam rumah.
J sempat ingin menikam anak dan istrinya H.
Bripka LAS, keponakan H, yang juga berada di dalam rumah tersebut mendengar keributan itu.
Korban sempat melerai pertengkaran tante dan pamannya.
Dia lalu meminta HA dan FI keluar dari rumah untuk mengamankan diri.
J malah berbalik menyerang Bripka LAS dengan menggunakan badik hingga korban tewas.
H dan FI kemudian lari keluar rumah untuk meminta pertolongan warga.
Hal senada disampaikan FI (20).
FI kepada polisi mengaku awalnya mereka tidur, namun tiba-tiba dibangunkan oleh adiknya.
Dia melihat sang ayah J memukul ibunya H, dan dia pun berupaya mencegahnya.
Namun pelaku mengambil pisau dan malah mengejar FI hingga sang anak langsung keluar rumah dan melarikan diri.
Korban Bripka LAS yang sedang tertidur terbangun mendengar keributan.
Bripka LAS mencoba hendak melerai dan mengamankan pelaku.
Namun pelaku yang memegang pisau langsung melakukan penganiayaan terhadap korban hingga tidak bernyawa.
FI kemudian meminta pertolongan kepada warga sekitar.
Salah satu warga mencoba berdialog dan membujuk pelaku yang mengamuk memecahkan kaca belakang rumah.
Setelah berdialog, warga masuk ke dalam rumah dan mendapati korban sudah telah tergeletak berlumuran darah.
Warga langsung menghubungi pihak kepolisian.
Berdasarkan keterangan FI, sang ayah telah sering melakukan penganiayaan terhadap ibunya saat dalam kondisi mabuk.
Menerima laporan warga, unit Resmob Polda Sultra mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Sempat terjadi perlawanan dari pelaku yang masih memegang sajam terhadap polisi.
Kemudian, tim melakukan pendekatan terhadap pelaku dan bernegosiasi.
Hingga akhirnya pelaku berhasil diamankan.
Tim kemudian mengecek ke dalam rumah dan menemukan korban yang sudah meninggal dunia.
Selanjutnya, pelaku yang masih dalam kondisi penuh darah dibawa ke RS Bhayangkara Kendari untuk dilakukan pemeriksaan.
Pada pukul 02.30 Wita, piket Ditreskrimum Polda Sultra tiba di TKP.
Tim Identifikasi Polresta Kendari selanjutnya tiba sekitar pukul 03.00 wita dan melakukan olah TKP.
Sekitar pukul 03.40 wita, jasad korban dibawa ke RS Bhayangkara.
Sosok Bripka Abdul Salman
Bripka Abdul Salman lahir di Jayapura, 8 Desember 1988.
Selain seorang anggota Polres Tolikara, Sulawesi Tenggara, Bripka Abdul Salman juga seorang pelatih paralayang.
Paralayang adalah olahraga terbang bebas menggunakan kain parasut khusus (paraglider) yang diluncurkan dari ketinggian seperti bukit, gunung, atau tebing, dengan memanfaatkan angin dan arus udara untuk tetap terbang di udara.
Kanit Resmob Subdit III Jatanras Dit Reskrimum Polda Sultra, AKP Gayuh Pambudhi Utomo mengatakan Bripka LAS datang ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dalam rangka bertugas sebagai pelatih paralayang.
Dia membawa para atlet bertanding di daerah ini.
"Korban ini merupakan pelatih atlet paralayang dan kedatangannya mengawal anak didiknya untuk bertanding," katanya.
Setelah pertandingan selesai, Bripka LAS sempat menginap di rumah tantenya H.
"Korban memiliki keluarga besar di Muna, namun lahir di Jayapura, saat ini bertugas di Polres Tolikara dengan pangkat Bripka," jelasnya.
Penulis: (TribunnewsSultra.com/La Ode Ahlun Wahid/Sugi Hartono) (Tribunnews.com)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Bripka LAS Tewas Ditikam Paman di Kendari Dimakamkan di Papua, Polisi: Jenazah Diterbangkan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.