Selasa, 18 November 2025

Berita Viral

Siapa Dea Lipa? MUA asal NTB Viral Dijuluki Sister Hong Lombok, Merasa Difitnah atas Unggahan OTK

MUA asal Lombok, Dea Lipa, viral dijuluki Sister Hong. Siapakah Dea Lipa? Seperti apa latar belakangnya?

Tribun Lombok/Robby Firmansyah
MUA VIRAL - Deni Apriandi Rahman (23) alias Dea Lipa, saat ditemui, Sabtu (15/11/2025). Deni belakangan viral karena penampilan menjadi seorang wanita berparas cantik dan berprofesi sebagai Make Up Artis (MUA). 

Ringkasan Berita:
  • Viral di Lombok, NTB, seorang MUA bernama Dea Lipa berpenampilan perempuan, padahal aslinya laki-laki.
  • Ia pun dijuluki sebagai Sister Hong Lombok.
  • Namun, Dea membantah semua tuduhan yang diunggah orang tak dikenal di media sosial.

TRIBUNNEWS.com - Make Up Artist (MUA) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Dea Lipa, viral dan mendapat julukan "Sister Hong Lombok".

Sister Hong adalah julukan untuk seorang pria di Tiongkok yang menipu para laki-laki dengan menyamar menjadi perempuan.

Viralnya Dea bermula dari unggahan yang diduga kliennya,  yang kemudian diunggah akun Instagram @nasikrawumataram.

Identitas Dea yang ternyata seorang pria pun terbongkar dan menjadi sorotan sebab mengenakan hijab.

Pekerjaannya sebagai MUA juga disorot sebab melibatkan sentuhan fisik dengan klien yang bukan muhrim, dikutip dari TribunLombok.com.

Lantas, siapakah Dea Lipa?

Baca juga: Awal Cerita Deni Berubah Jadi Dea Lipa, MUA Viral asal Lombok, Keluarga Membela Tak Terima Dihujat

Dea Lipa adalah seorang MUA pria dengan nama asli Deni Apriandi Rahman.

Pria berusia 23 tahun ini merupakan warga Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah.

Dalam konferensi pers, Sabtu (15/11/2025), di Kota Mataram, Dea mengakui dirinya memang seorang laki-laki.

Dea mengungkapkan masa kecilnya diasuh oleh sang nenek karena ibunya bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI).

Sejak lahir, Dea mengalami gangguan pendengaran. Kondisi itu semakin memburuk setelah ia mengalami kecelakaan ketika kecil.

Akibat kondisinya itu, Dea menjadi korban perundungan teman-temannya.

Kehidupan Dea semakin sulit hingga akhirnya putus sekolah, setelah sang nenek meninggal ketika ia masih duduk di bangku kelas enam sekolah dasar.

"Saya tidak melanjutkan pendidikan karena tidak memiliki cukup tabungan dan nenek saya meninggal saat (saya) kelas enam SD," ungkap Dea, dikutip dari TribunLombok.com.

Karena kondisinya itu, Dea pun mau tidak mau harus hidup mandiri.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved