Rabu, 19 November 2025

Deni Apriandi alias Dea Lipa Bicara Blak-blakan, Kehidupan Masa Lalu hingga Mimpi Besarnya

Dea Lipa, MUA Lombok yang viral, ternyata laki-laki. Dari disabilitas hingga difitnah, Deni tetap gigih raih mimpi dan sukses jadi profesional

Editor: Eko Sutriyanto
Kolase: Tribunlombok.com/Robby Firmansyah dan Instgaram
KLARIFIKASI - Deni alias Dea Lipa saat memberikan keterangan pers sekaligus mengklarifikasi tuduhan terhadap dirinya dalam konferensi pers di Mataram, Sabtu (15/11/2025). Deni alias Dea Lipa mengaku tertekan hebat setelah foto dan identitas aslinya sebagai laki-laki tersebar luas, diikuti ribuan komentar negatif, hinaan, dan fitnah keji dari warganet 
Ringkasan Berita:
  • Makeup Artist Lombok, Dea Lipa, mendadak viral karena penampilannya menawan memakai jilbab, ternyata laki-laki bernama Deni Apriadi Rahman. 
  • Lahir dengan disabilitas tuna rungu dan menghadapi masa kecil penuh tantangan, Deni belajar makeup otodidak hingga menjadi profesional. 
  • Meski difitnah warganet, ia tetap bertekad mewujudkan mimpi mendirikan galeri makeup dan menyelesaikan pendidikan.

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Warganet dihebohkan dengan kemunculan Makeup Artist (MUA) asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mendadak viral di media sosial. 

Sosok yang dikenal dengan nama Dea Lipa ini menarik perhatian karena penampilannya yang menawan saat menggunakan jilbab hingga akhirnya memicu berbagai komentar dan hujatan di dunia maya.

Namun, siapa sangka, di balik sosok cantik dengan kulit putih dan rambut panjang itu, Dea Lipa ternyata adalah laki-laki bernama Deni Apriadi Rahman (23).

Sehari-hari, Deni bekerja sebagai penata rias pengantin profesional yang cukup dikenal di Lombok.

Kepopulerannya meningkat secara drastis akibat penampilan unik dan viralnya di media sosial.

Baca juga: Dea Lipa Menangis Saat Curhat: Saya Jadi Perempuan karena Saat Sekolah Sering Dibully

Kisah Hidup Deni: Dari Disabilitas hingga Tantangan Keluarga

Deni Apriadi akhirnya muncul di hadapan publik untuk memberikan klarifikasi terkait viral dirinya yang dijuluki "Sister Hong Lombok".

Deni mengaku tertekan hebat usai foto dan identitas aslinya sebagai laki-laki tersebar luas, diikuti ribuan komentar negatif, hinaan, dan fitnah keji dari warganet.

"Sejak viral, saya mengalami tekanan sangat berat. Saya menerima ribuan komentar berisi cacian dan hinaan. Saya bahkan mendapat teror seperti ancaman pembunuhan," ucapnya, Sabtu (15/11/2025).

Ia menggunakan jilbab sebagai bentuk kekaguman terhadap simbol kecantikan, kelembutan, dan kehormatan seorang perempuan Muslimah, bukan untuk tujuan penipuan atau pelecehan.

 "Saya sama sekali tidak berniat menjadikan busana itu sebagai alat untuk menipu atau melecehkan siapapun. Itu adalah bentuk ekspresi diri saya," ucapnya.

Tekanan tersebut berdampak serius pada kondisi psikologisnya bahkan sempat dua kali mencoba mengakhiri hidupnya karena tidak kuat menghadapi situasi tersebut.

Deni juga mengungakap fakta-fakta mengejutkan yang tidak diketahui banyak orang khususnya terkait perjalanan hidupnya semasa kecil hingga seperti sekarang hingga impian.

Ia mengaku lahir dengan disabilitas tuna rungu, yang membuat komunikasi dan interaksi sosialnya sejak kecil menjadi terbatas.

Kondisi ini bertambah sulit ketika ia mengalami kecelakaan pada usia 10 tahun, yang sempat menguji ketangguhannya.

Di sisi lain, Deni juga menghadapi tantangan keluarga.

Kedua orangtuanya bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) sehingga ia harus tinggal bersama nenek dari pihak ibunya.

Masa kecil Deni semakin berat karena ia kerap menjadi korban perundungan di sekolah, yang berdampak pada kesehatan mentalnya.

Puncak kesedihan terjadi ketika neneknya meninggal saat Deni duduk di bangku kelas enam SD, membuatnya tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya karena keterbatasan ekonomi.

"Saya tidak melanjutkan pendidikan karena tidak memiliki cukup tabungan, dan nenek saya meninggal saat kelas enam SD," ungkap Deni saat konferensi pers, Sabtu (15/11/2025).

Baca juga: Banjir Endorse, Lisa Mariana Ngaku Rela Bayar Rp1 Miliar Hanya untuk MUA demi Tampil Cantik

Dari Belajar Otodidak hingga Menjadi MUA Profesional

Meski menghadapi berbagai kesulitan, Deni tidak menyerah.

Ia mulai belajar makeup secara otodidak melalui platform YouTube dan media online lainnya.

Dengan ketekunan, ia berhasil mengasah kemampuan menjadi penata rias profesional dan mendapatkan berbagai pekerjaan di Lombok.

"Melalui pekerjaan ini, saya merasa berdiri di atas kaki sendiri, memenuhi kebutuhan hidup, dan memperoleh kepercayaan diri," kata Deni.

Keahliannya dalam makeup tidak hanya membantunya hidup mandiri, tetapi juga memberinya pengakuan dan reputasi di kalangan masyarakat Lombok.

Viral dan Fitnah di Media Sosial

Beberapa hari terakhir, kepopuleran Deni berubah menjadi pengalaman yang menyakitkan. Ia mengaku merasa difitnah melalui postingan media sosial oleh seseorang yang tidak dikenal.

Tuduhan yang diterima Deni sangat berat, mulai dari menistakan agama, terlibat kelompok Sodom, hingga menipu laki-laki lain.

Deni membantah semua tuduhan tersebut.

Ia menegaskan bahwa ia tidak pernah menggunakan mukena atau shalat di saff perempuan, menghormati rumah ibadah, dan memahami tata cara beribadah. 

Ia juga membantah pernah menipu laki-laki hingga bertunangan atau melakukan hubungan di luar batas, serta menegaskan bahwa hasil tes HIV-nya negatif.

"Itu tidak benar. Saya menghormati rumah ibadah dan tata cara beribadah serta memahami adab dalam agama," tegas Deni sambil meneteskan air mata.

Akibat tuduhan tersebut, banyak pesanan makeup harus dibatalkan, menimbulkan kerugian finansial baik bagi Deni maupun mitranya.

Tekanan mental yang dialami juga cukup berat, membuat masa keviralannya terasa pahit.

Di tengah hujatan dan kontroversi, Deni tetap memegang mimpi besar. Ia bercita-cita untuk mendirikan galeri makeup sendiri dan menyelesaikan pendidikan formalnya yang sempat tertunda.

Keluarga Minta Maaf 

Keluarga Deni Apriadi  meminta maaf atas kegaduhan di media sosial (Medsos). 

"Kami minta maaf atas kegaduhan yang tidak pernah kami inginkan untuk terjadi di media sosial, ini sudah seminggu terakhir terjadi," kata perwakilan keluarga, Maya di Mataram, Sabtu (15/11/2025). 

Maya mengaku kegaduhan ini membuat keluarga cukup terganggu, terintimidasi dan terancam.

"Kenapa selama seminggu ini kami diam, karena kami harus fokus menjaga mental, merawat mental kami dan baru pada saat ini kami merasa sudah waktunya berbicara," kata Maya. 

Dia meminta kepada para pihak yang selama ini merasa ditipu dengan penampilan Deni ini untuk menempuh jalur hukum bukan sebaliknya melakukan penghakiman sendiri. 

Maya mengatakan sejak viral di media sosial, pihak keluarga mengaku Deni mengalami tekanan mental yang luar biasa. 

Selama seminggu terakhir ini mereka terus berupaya untuk menguatkan Deni agar tidak memperparah kondisi. 

"Kalau ada pihak-pihak yang merasa di rugikan di tipu, atas apa yang beredar, siapapun yang menyebar viral berita ini, dikonsolidasikan, dibuatkan wadah pelaporan, tidak melakukan penghakiman sendiri, punya saluran hukum yang jelas, silahkan laporkan," kata perwakilan keluarga, Maya. 

Maya menjelaskan selama ini pihak keluarga tidak pernah bosan untuk memperingatkan Deni untuk berubah.

Keluarga berharap peristiwa yang menimpanya saat ini akan menjadi titik balik Deni yang sekarang aktif sebagai MUA atau tata rias pengantin. 

"Kami berharap perubahan itu masih bisa terjadi, tidak sekarang mungkin besok, tidak besok mungkin besoknya lagi. 

"Mungkin kalau dikatakan sekarang ini momentum berubah, kami ingin tetap melihat dia sebagai dirinya sendiri," kata Maya. 

Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Tepis Tuduhan di Medsos, Deni alias Dea Lipa Ceritakan Kisah Hidup dan Tekanan Mental yang Dialami

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved