Sabtu, 22 November 2025

Longsor di Banjarnegara

Update Korban Longsor Banjarnegara: 2 Korban Ditemukan Lagi, 16 Orang Masih Hilang

Tim SAR Gabungan kembali menemukan dua korban longsor Dusun Situkung, Desa/Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jumat (21/11/2025).

TRIBUNNEWS/Pusdatinkom BNPB
TIMBUN RUMAH WARGA - Foto udara wilayah terdampak longsor di Desa Pandanrum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah pada Selasa (18/11/2025). Tim SAR Gabungan kembali menemukan dua korban longsor di Pandanarum, Banjarnegara, Jumat (21/11/2025), kini 16 orang masih hilang. 

Sementara itu, dua body part masih dalam proses identifikasi oleh Tim DVI Polri.

Seperti diketahui, bencana tanah longsor terjadi di Pandanarum, Banjarnegara pada Minggu (16/11/2026), menyisakan duka mendalam bagi para korban.

Ada yang kehilangan keluarga hingga tempat tinggal layak. Termasuk Suparmi (53), korban terdampak tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum.

Ia menyampaikan harapan agar perhatian pemerintah terkait tempat tinggal serta biaya pendidikan anaknya.

Suparmi merupakan satu dari puluhan orang yang selamat pasca bencana longsor.

Ia bersama anggota keluarganya mengungsi di hutan sebelum akhirnya dievakuasi oleh relawan.

Kini, Suparmi mengungsi bersama suami, orang tua, kakak, dan anak di GOR Desa Beji yang jauh dari lokasi longsor. 

Mereka telah mengungsi bersama warga lainnya di lokasi tersebut selama enam hari.

Masih mengutip Tribun Jateng, Suparmi mengaku, masih membutuhkan makanan, obat-obatan selama berada di pengungsian. 

Penyebab Longsor

Diketahui, bencana tanah longsor melanda Dusun Situkung Desa/Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara pada Minggu (16/11/2025).

Penyebab longsor besar di Kecamatan Pandanarum tersebut, dinilai mengarah pada satu faktor geologi yang selama ini terabaikan.

Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan UGM, Prof Dwikorita Karnawati, menyebut material lempung biru (blue clay) menjadi penyebab utama pergerakan tanah hingga berujung longsor di Banjarnegara.

Jenis tanah ini, kata Dwikorita, sangat sensitif terhadap air dan mengalami pembengkakan ekstrem saat jenuh air.

"Ketika kering, keras seperti batu. Saat menyerap air berubah menjadi material mirip pasta atau odol. Ketika jenuh, tanah ini kehilangan kekuatan dan mudah bergerak merayap," ucap Dwikorita, Kamis (20/11/2025).

Dwikorita mengungkapkan, longsor di Majenang Cilacap dan Pandanarum Banjarnegara memperlihatkan pola geologi yang serupa meski pemicunya tidak sama.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved