Longsor di Banjarnegara
Update Korban Longsor Banjarnegara: 2 Korban Ditemukan Lagi, 16 Orang Masih Hilang
Tim SAR Gabungan kembali menemukan dua korban longsor Dusun Situkung, Desa/Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jumat (21/11/2025).
Sementara itu, dua body part masih dalam proses identifikasi oleh Tim DVI Polri.
Seperti diketahui, bencana tanah longsor terjadi di Pandanarum, Banjarnegara pada Minggu (16/11/2026), menyisakan duka mendalam bagi para korban.
Ada yang kehilangan keluarga hingga tempat tinggal layak. Termasuk Suparmi (53), korban terdampak tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum.
Ia menyampaikan harapan agar perhatian pemerintah terkait tempat tinggal serta biaya pendidikan anaknya.
Suparmi merupakan satu dari puluhan orang yang selamat pasca bencana longsor.
Ia bersama anggota keluarganya mengungsi di hutan sebelum akhirnya dievakuasi oleh relawan.
Kini, Suparmi mengungsi bersama suami, orang tua, kakak, dan anak di GOR Desa Beji yang jauh dari lokasi longsor.
Mereka telah mengungsi bersama warga lainnya di lokasi tersebut selama enam hari.
Masih mengutip Tribun Jateng, Suparmi mengaku, masih membutuhkan makanan, obat-obatan selama berada di pengungsian.
Penyebab Longsor
Diketahui, bencana tanah longsor melanda Dusun Situkung Desa/Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara pada Minggu (16/11/2025).
Penyebab longsor besar di Kecamatan Pandanarum tersebut, dinilai mengarah pada satu faktor geologi yang selama ini terabaikan.
Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan UGM, Prof Dwikorita Karnawati, menyebut material lempung biru (blue clay) menjadi penyebab utama pergerakan tanah hingga berujung longsor di Banjarnegara.
Jenis tanah ini, kata Dwikorita, sangat sensitif terhadap air dan mengalami pembengkakan ekstrem saat jenuh air.
"Ketika kering, keras seperti batu. Saat menyerap air berubah menjadi material mirip pasta atau odol. Ketika jenuh, tanah ini kehilangan kekuatan dan mudah bergerak merayap," ucap Dwikorita, Kamis (20/11/2025).
Dwikorita mengungkapkan, longsor di Majenang Cilacap dan Pandanarum Banjarnegara memperlihatkan pola geologi yang serupa meski pemicunya tidak sama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.