Sabtu, 22 November 2025

Dosen Untag Semarang Meninggal

Kenangan Dosen Levi bagi Rekan dan Mahasiswa, Kini Meja Kerjanya di Untag Semarang telah Kosong

Rekan Levi mengenang mendiang yang merupakan sosok sopan dan berdedikasi. Kini, meja kerjanya di Untag telah kosong dan tinggal kenangan.

Tribun Jateng/Iwan Arifianto
KENANGAN - Meja kerja dosen Untag Semarang Dwinanda Linchia Levi Kampus Untag, Kota Semarang, Jumat (21/11/2025). Levi meninggal dunia saat satu kamar bersama polisi bernama AKBP Basuki. Rekan Levi mengenang mendiang yang merupakan sosok sopan dan berdedikasi. Kini, meja kerjanya di Untag telah kosong dan tinggal kenangan. 
Ringkasan Berita:
  • Rekan Levi sesama dosen di Untag Semarang mengenangnya sebagai sosok yang sopan dan periang. Selain itu, Levi juga dikenal sopan dengan dosen seniornya.
  • Di kalangan mahasiswa, Levi juga dikenal sebagai dosen yang tak pernah mengeluh dan berdedikasi di bidang hukum.
  • Kini meja kerjanya di Untag telah kosong setelah seluruh barang pribadinya diambil oleh pihak keluarga.

TRIBUNNEWS.COM - Rekan Dwinanda Linchia Levi (35) di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang mengenang sosok sang dosen yang kini telah tiada.

Levi merupakan dosen yang ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar hotel di Jalan Telaga Bodas Raya, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (17/11/2025).

Kematiannya semakin disorot setelah jenazahnya pertama kali ditemukan oleh seorang perwira menengah (pamen) polisi berpangkat AKBP bernama Basuki.

Kini, AKBP Basuki berujung menjalani penempatan khusus (patsus) setelah mengakui telah tinggal satu atap dengan Levi selama lima tahun.

Adapun salah satu rekan yang mengenang Levi adalah sesama dosen Untag, Eva Arief.

Eva menyebut Levi merupakan sosok yang ramah meski dirinya memiliki usia yang terpaut jauh dengan sosok asal Purwokerto, Jawa Tengah tersebut.

"Hal yang paling saya ingat almarhumah itu dermawan, dia suka beli jajanan pedagang kecil seperti penjual jagung rebus dan yakult yang jualan di kampus lalu jajanan itu dibagikan ke para dosen lainnya," ujarnya pada Jumat (21/11/2025), dikutip dari Tribun Jateng.

Eva pun menyebut meja kerja Levi kini telah kosong karena barang pribadi mendiang telah diambil oleh pihak keluarga.

Kini, yang tersisa tinggalah bunga plastik, kalender lipat, dan body lotion.

"Iya, ini meja kerja almarhumah. Dulu ada boneka kecil tapi sepertinya juga sudah diambil," terang Eva.

Baca juga: Kasus Tewasnya Dosen Untag Semarang, Rekan Dosen: Saya Anggap Anak Sendiri Makanya Saya Ingatkan

Ia mengaku berkomunikasi dengan Levi pada Jumat (14/11/2025) atau tiga hari sebelum ia ditemukan meninggal dunia.

Eva pun tak menyangka bahwa pertemuannya tersebut menjadi perjumpaannya yang terakhir dengan mendiang.

"Terakhir ketemu ya biasa saja tidak menyangka ada peristiwa tersebut," bebernya.

Di sisi lain, Eva mengaku tidak terlalu mengetahui kehidupan pribadi Levi, termasuk terkait hubungannya dengan AKBP Basuki.

Ia hanya mengetahui bahwa Levi memiliki riwayat penyakit asam lambung dan telah dikeluhkannya dalam beberapa waktu terakhir.

"Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali izin ke Bu Wulan kepala bagian hukum pidana, biasanya mengeluh sakit asam lambung," terangnya.

Sementara, dosen Untag lainnya, Edi Pranoto, mengenang Levi sebagai dosen yang memiliki sopan santun.

Dia menyebut hal tersebut dibuktikannya ketika Levi selalu mencium tangan ketika bertemu dengan dosen seniornya.

Edi juga mengenang Levi sebagai dosen prestasi. Hal itu, sambungnya, membuat mendiang diangkat menjadi dosen tetap pada tahun 2022.

"Dia juga mengajar di Undip dan sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Almarhum juga dikenal sebagai dosen favorit mahasiswa," ungkapnya.

Tak cuma dosen, salah satu mahasiswa bernama Farel turut mengenang sosok Levi yang dikenalnya sebagai pengajar yang ceria.

Ia pun tak menyangka Levi harus meninggal dunia dengan kondisi yang tak wajar.

"Dia dosen yang paling friendly, say hay kepada mahasiswa sehingga saya sangat sedih mendapatkan kabar almarhumah dengan kondisi seperti itu," katanya.

Mahasiswa Untag lainnya, Antonius Fransiskus Polu turut mengenang Levi sebagai sosok yang berdedikasi di bidang hukum.

Adapun Levi merupakan dosen di Fakultas Hukum Untag.

"Saya meskipun mahasiswa fakultas ilmu sosial politik tapi kita sering ngobrol soal ormawa dan orangnya asik banget jadi di sini kami menyayangkan orang baik tapi mengalami kejadian seperti itu," ucapnya.

Kasus Kematian Levi Dikawal Tim Advokasi Untag

Kematian Levi pun kini menjadi sorotan utama bagi Untag. Alhasil, pihak kampus pun membentuk tim advokasi untuk mengawal pengusutan korban.

"Iya kami membentuk tim advokasi di bawah badan konsultasi dan bantuan hukum Untag Semarang untuk mengawal peristiwa ini hingga selesai," kata ketua tim advokasi, Agus Widodo, Jumat.

Edi Pranoto yang turut menjadi anggota tim mengatakan bahwa ada beberapa kejanggalan yang ditemukan oleh pihaknya terkait kematian Levi.

Di antaranya, terkait rentang waktu soal informasi yang diterima pihak keluarga atas kematian Levi.

Baca juga: Kata Rekan soal Hubungan Dosen Untag yang Tewas dengan AKBP Basuki, Sempat Beri Peringatan

Levi disebut ditemukan meninggal dunia pada Senin pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Namun, pihak keluarga baru menerima informasi tersebut pada 14.30 WIB.

"Rentang waktu yang lama ini kenapa? Kami akan cari tahu," bebernya. 

Selain itu, dia juga meminta agar polisi melakukan pemeriksaan secara forensik terhadap sejumlah barang pribadi korban seperti ponsel dan laptop.

Edi turut mendesak agar polisi memeriksa rekaman kamera CCTV di hotel tempat Levi ditemukan tewas.

"Tim advokasi minggu depan akan mulai bekerja dengan menemui penyidik  untuk mengetahui sejauh mana langkah mereka yang menangani kasus ini," terangnya.

Hasil Autopsi Diungkap Keluarga: Jantung Robek

Di sisi lain, hasil autopsi telah diungkap oleh keluarga di mana di tubuh Levi tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Namun, korban disebut sempat melakukan aktivitas berat sehingga mengakibatkan jantungnya pecah dan berujung tewas.

Kerabat korban, Tiwi, berharap polisi bisa mengusut tuntas aktivitas semacam apa yang dilakukan Levi sehingga bisa membuatnya meninggal dunia.

"Hasilnya infonya tidak ada tindakan kekerasan tapi ada indikasi kegiatan yang berlebihan dan jantungnya sobek. Kami tidak tidak tahu aktivitas berlebihan seperti apa sampai kondisi tubuh korban telanjang dan jantung sobek, ini yang perlu polisi usut tuntas," ujarnya, Rabu.

Tiwi menyebut, polisi perlu melakukan penyelidikan soal keberadaan polisi berpangkat AKBP yang berada di lokasi kejadian bersama korban.

Ia juga mendapatkan informasi, polisi tersebut yang mengantarkan korban ke rumah sakit sebelum meninggal dunia.

"Korban ketika periksa di rumah sakit itu tensi darah tinggi, gula darah tinggi, dilarang aktivitas berlebihan. Namun, kenapa Nanda (korban) bisa melakukan aktivitas berlebihan, adanya polisi di lokasi kejadian sebelum korban meninggal perlu diselidiki," katanya.

Tiwi mencurigai AKBP Basuki dalam kasus ini lantaran dia bisa dengan mudahnya memasukkan identitas korban ke dalam kartu keluarga (KK).

Padahal secara administrasi resmi, korban seharusnya masih satu KK dengan keluarganya di Purwokerto.

"Nanda (korban) masih tercatat sebagai warga di Purwokerto. Tapi kok bisa masuk ke KK polisi itu berarti ini ada permainan. Karena itu (identitas dobel) itu tidak boleh," terangnya.

Polisi Sebut Hasil Autopsi Belum Diketahui

Namun, Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena, menyebut hasil autopsi terhadap Levi belum diketahui.

"Hasil resminya belum keluar jadi belum bisa kami sampaikan," terangnya. 

Hal yang sama diungkap Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio.

Baca juga: 5 Pengakuan AKBP Basuki soal Dosen Untag Levi: Bantah Ada Hubungan Asmara, Ternyata Kumpul Kebo

Ia menekankan, hasil autopsi belum bisa dirilis lantaran masih menunggu dokumen tertulis dari dokter yang melakukan autopsi.

"Kami belum mendapatkan hasil otopsi secara tertulis. Nanti kalau sudah mendapatkan akan kita minta keterangan dokter tersebut. Seusai dengan hasil yang telah dilakukan," ungkapnya.

Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jateng dengan judul "Meja Kerja Dosen Levi Kini Kosong, Rekan Kerja Mengenang Sosok Sopan Yang Suka Cium Tangan Senior"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jateng/Iwan Arifianto/Raka F Pujangga)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved