Sabtu, 22 November 2025

Ragam Alasan 4 RS Tolak Irene Sokoy yang akan Melahirkan, Berujung Meninggal dengan Bayinya

Ibu bernama Irene Sokoy harus meninggal dunia dengan bayinya saat ditolak empat RS saat akan melahirkan. Peristiwa tragis ini memicu kemarahan.

NST
ILUSTRASI JENAZAH - Ibu bernama Irene Sokoy harus meninggal dunia dengan bayinya saat ditolak empat RS saat akan melahirkan. Peristiwa tragis ini memicu kemarahan. 

Ringkasan Berita:
  • Seorang ibu di Jayapura, Papua, bernama Irene Sokoy harus meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya setelah ditolak empat rumah sakit saat akan melahirkan.
  • Berbagai alasan pun disampaikan oleh pihak rumah sakit yakni dari dokter yang tidak ada di lokasi, ruang operasi sedang direnovasi, hingga ruang untuk pasien BPJS kelas III penuh,
  • Peristiwa tragis ini memicu kemarahan dari Gubernur Papua, Matius Derek Fakhiri, dan mendesak agar rumah sakit tidak menolak pasien dalam kondisi apapun.

TRIBUNNEWS.COM - Nasib tragis dialami oleh seorang ibu bernama Irene Sokoy yang harus meninggal dunia setelah ditolak empat rumah sakit (RS) di Kabupaten dan Kota Jayapura, Papua.

Dia meninggal setelah tidak mendapat pelayanan medis yang layak saat akan melahirkan buah hatinya.

Dikutip dari Kompas.com, Irene ditolak oleh RSUD Yowari, RS Dian Harapan, RSUD Abepura, dan RS Bhayangkara.

Penolakan terhadap Irene pun beragam dari tidak adanya dokter anestesi hingga penuhnya ruang bersalin.

Menurut Kepala Kampung Hobong sekaligus mertua Irene, Abraham Kabey, peristiwa tragis ini berawal ketika menantunya akan melahirkan pada Minggu (16/11/2025).

Pada hari tersebut, Irene telah merasakan kontraksi di dalam rahimnya. Akhirnya, keluarga pun membawanya ke RSUD Yowari menggunakan speedboat.

Setibanya di rumah sakit, ternyata dokter tidak ada di tempat. Kemudian, pihak keluarga pun mengajukan rujukan.

Baca juga: Sosok Penyandang Disabilitas Korban Rudapaksa Lansia, Dititipkan di Rumah Aman Usai Melahirkan

Namun, proses pembuatan surat tersebut pun sangat lambat. 

"Pelayanan sangat lama. Hampir jam 12 malam surat belum dibuat," kata Abraham.

Setelah itu, keluarga membawa Irene ke RS DIan Harapan dan RSUD Abepura. Lagi-lagi, Irene tidak juga memperoleh pelayanan.

Perjalanan pun dilanjutkan ke RS Bhayangkara. Lalu, setibanya di lokasi, keluarga justru diminta untuk membayar uang muka Rp4 juta dengan alasan kamar untuk pasien BPJS, penuh.

“Bukan pertolongan yang diberikan, tapi kami diminta bayar uang muka,” ungkap Abraham.

Penjelasan RS: Dokter di Luar Kota hingga Ruang Operasi Direnovasi

DARURAT MEDIS PAPUA - Irene Sokoy, ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani meninggal bersama bayinya di dalam kandungan akibat ditolak sejumalah rumah sakit di Kota dan Kabuaten Jayapura, Papua, Kamis (20/11/2025). (Dok. Keluarga) (Tribun-Papua.com/Istimewa)
DARURAT MEDIS PAPUA - Irene Sokoy, ibu hamil asal Kampung Hobong, Sentani meninggal bersama bayinya di dalam kandungan akibat ditolak sejumalah rumah sakit di Kota dan Kabuaten Jayapura, Papua, Kamis (20/11/2025). (Dok. Keluarga) (Tribun-Papua.com/Istimewa) (Dok. Keluarga via Tribun Papua)

Terkait peristiwa ini, Direktur RS Yowari, Maryen Braweri menjelaskan bahwa Irene diantar keluarga ke RS Yowari pada Minggu sore.

Dia mengatakan saat itu, Irene seharusnya harus segera melakukan persalinan karena kepala bayi sudah terlihat.

Akhirnya, kata Maryen, dokter pun menyarankan agar segera dilakukan operasi.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved