Erupsi Gunung Anak Krakatau
Update! Gunung Anak Krakatau Terus Alami Erupsi hingga 61 Kali Gempa dan Muncul Asap Putih Tebal
Berita Terbaru Gunung Anak Krakatau Terus Alami Erupsi hingga 61 Kali Gempa dan Penjelasan PVMBG soal hal tersebut dan rekomendasi aman dari PVMBG
Berita Terbaru Gunung Anak Krakatau Terus Alami Erupsi hingga 61 Kali Gempa dan Penjelasan PVMBG
TRIBUNNEWS.COM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan kabar perkembangan aktivitas terbaru Gunung Anak Krakatau (GAK) Pada Rabu (9/1/2019) .
PVMBG menginformasikan kepada masyarakat luas setelah melalui akun resmi twitternya yakni @vulkanologi_mbg.
Dari informasi terbaru aktivitas Gunung Anak Krakatau terus alami erupsi hingga 61 Gempa Letusan.
Selain hal tersebut Gunung anak krakatau juga alami 19 kali gempa hembusan dan 1 kali gempa tremor.
Selain hal tersebut jika melihat dari visual gunung anak krakatau teramati asap putih kelabu tebal.
Tinggi dari asap putih tersebut yakni 500 hingga 1000 meter diatas kawah.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Rabu 9 Januari 2019, Hujan Lokal dan Hujan Petir di Sejumlah Daerah
Terkait hal tersebut jika melihat dari laporan sebelumnya, aktivitas gunung anak krakatau justru mengalami penurunan aktivitas.
Pasalnya seperti yang diketahui pada Selasa (8/1/2019) Gunung Anak Krakatau tercatat alami 67 kali alami gempa letusan.
Selain hal tersebut Gunung anak krakatau juga alami 35 kali gempa letusan dan 2 kali gempa vulkanik dalam.
Selain hal tersebut jika melihat dari visual gunung anak krakatau teramati asap putih kelabu tebal.
Tinggi dari asap putih tersebut yakni 800 hingga 1000 meter diatas kawah.
"Dari kemarin hingga pagi ini visual gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah teramati dengan tinggi sekitar 1000 meter dari puncak berwarna putih - kelabu. Angin bertiup sedang ke arah timurlaut dan timur," tulis dalam website resmi vsi.esdm.go.id..
Berdasarkan kondisi tersebut, PVMBG merekomendasikan:
1. Masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radisu 5 kilometer dari kawah.
Yaitu di dalam kompleks Gunung Krakatau yang dibatasi oleh Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang.
2. Masyarakat agar menyiapkan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu.
Untuk diketahui mengutip dari TribunLampung Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) Pada Sabtu (5/1/2019) di Selat Sunda kembali teramati mengeluarkan lava pijar dari kawahnya yang terpantau dari CCTV pos Sertung pada malam hari.
Petugas Pos Pantau GAK di Desa Hartopancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Suwarno mengatakan, sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB, Sabtu (5/1/2019) gunung api yang berada di Selat Sunda itu dari data Magma VAR teramati mengeluarkan gempa letusan dengan amplitudo 17-28 mm dan durasi 45-108 detik.
"Untuk gempa embusan tercatat sebanyak 9 kali dengan amplitudo 10-22 dan durasi 45-87 detik," kata dia.
Masih teramati adanya gempa tremor menerus (mikrotremor) dengan amplitudo 2-12 mm (dominan 7 mm). Dan tidak terdengar suara dentuman.
"Untuk status GAK masih pada level III Siaga. Dimana para pengunjung/nelayan dilarang mendekati kawasan gunung api dalam radius 5 kilometer," terang Suwarno.
GAK merupakan gunung api yang tumbuh di lokasi bekas letusan dahsyat Krakatau pada 1883 silam. Gunung api ini mulai muncul ke permukaan laut sejak tahun 1930
Baca: Ranking Gunung Paling Indah Di Dunia: Gunung Castle jadi Bagian dari Kerhormatan Perang Dunia II
Sejak saat itu GAK terus tumbuh. Selama kurun waktu 88 tahun kehadirannya, GAK terus menunjukkan fluktuasi aktivitas vulkaniknya.
Sebelum mengalami erupsi hebat pada Sabtu (22/12/2018) lalu yang memicu tsunami Selat Sunda, GAK sudah beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas vulcanik.
Tercatat terakhir GAK sempat mengalami erupsi cukup hebat pada bulan September 2012. Dimana semburan debu vulkanik GAK sempat membuat heboh warga Bandar Lampung dan Pesawaran.
Pada tahun 2018 ini, GAK Mulai menunjukan peningkatan aktivitasnya sejak bulan Juni lalu.
Aktivitas gunung api di Selat Sunda ini terus mengalami pasang surut.
Baca: PVMBG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Banjir Lahar Dingin dan Erupsi Susulan Gunung Agung, Bali
Puncaknya terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu adanya longsoran matrial ke laut yang memicu terjadinya stunsami Selat Sunda.
Pasca erupsi pada pekan lalu, GAK yang semula memiliki ketinggian 338 mdpl (meter dari permukaan laut). Kini mengalami pengurangan ketinggian 2/3 badannya.
Saat ini ketinggian gunung api tersebut hanya 110 mdpl.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)