Selasa, 12 Agustus 2025

Gunung Karangetang Meletus

Gunung Karangetang Siaga Level III, Berikut Informasi Resmi Erupsi dan Imbauan untuk Warga

Badan Geologi melalui Twitternya @kabargeologi, menyampaikan informasi terbaru aktivitas Gunung Karangetang per Selasa (5/2/2019) sore

TRIBUN MANADO/ALPEN MARTINUS
Guguran lava dari erupsi Gunung Karangetang bergerak melalui kali Batuare dan Malebuhe, di Kepulauan Siau Sulawesi Utara, Selasa (5/2/2019). Guguran lava tersebut telah menutup jalan yang merupakan akses dari desa Kawahang ke Batubulan kecamatan Siau Barat Utara. TRIBUN MANADO/ALPEN MARTINUS 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Twitternya @kabargeologi, menyampaikan informasi terbaru aktivitas Gunung Karangetang di Pulau Siau, Sulawesi Utara.

Informasi diunggah akun Twitter @kabargeologi pada Selasa (5/2/2019) sore.

Selain berisi seputar erupsi, informasi terbaru yang diunggah perihal ancaman bahaya hingga imbauan kepada masyarakat lantaran Gunung Karangetang berstatus Siaga atau Level III.

Baca: Gunung Karangetang Sulut Muntahkan Lava Panas ke Kali, Ratusan Warga di Sitaro Mengungsi

Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

Erupsi terakhir Gunung Karangetang terjadi pada tahun 2016 di mana pusat erupsinya saat itu di Kawah Utama (Kawah Selatan) dan ancaman bahaya utamanya berupa guguran lava maupun awan panas guguran ke arah Timur-Tenggara dan Baratdaya.

Dua tahun tidak erupsi, kini G. Karangetang kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik sejak akhir bulan November 2018 dimana aktivitasnya berpusat di Kawah Dua (Kawah Utara), dengan deskripsi sebagai berikut.

1. Kegempaan G. Karangetang meningkat

Gunung Karangetang mengalami peningkatan signifikan aktivitas kegempaan dengan konten frekuensi tinggi (vulkanik dalam maupun dangkal) secara cepat sejak 22-23 November 2018 lalu.

Peningkatan kegempaan ini diikuti oleh penurunan drastis aktivitas kegempaan frekuensi tinggi pada 24 November 2018.

Penurunan tajam kegempaan frekuensi tinggi diikuti oleh terekamnya citra panas (Hot Spot) oleh satelit Modis pada 25 November 2018 pukul 01:10 WITA, sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan tajam kegempaan frekuensi tinggi mengindikasikan bahwa magma telah sampai ke permukaan kawah.

Sejak saat itu, efusi lava yang disertai pertumbuhan kubah lava hingga guguran lava dan awan panas guguran terus berlangsung.

2. Gempa dengan frekuensi rendah

Kegempaan Gunung Karangetang didominasi gempa dengan konten frekuensi rendah yang berkaitan dengan aliran fluida magmatik dari kedalaman hingga ke permukaan.

Dua bulan terakhir kegempaan hembusan maupun guguran terus terekam dengan jumlah yang berfluktuasi antara sekitar 30 hingga 240 gempa per hari.

Kegempaan guguran mengalami peningkatan tajam pada 3 Februari 2019.

Peningkatan kegempaan guguran tersebut berkontribusi pada penambahan jangkauan guguran lava maupun awan panas guguran.

3. Pemantauan visual

Pemantauan visual menunjukkan bahwa aktivitas G. Karangetang saat ini berpusat di Kawah Dua (Kawah Utara) dan didominasi oleh aktivitas bertipe efusif yaitu berupa aliran dan guguran lava dominan ke arah Baratlaut-Utara.

Saat ini guguran lava maupun awan panas guguran teramati keluar dari Kawah Dua mengarah ke Kali Sumpihi (barat) sejauh lk. 1000 m, ke Kali Batuare (Baratlaut-Utara) sejauh lk. 1000 – 2000 m dan ke kali Malebuhe (Baratlaut-Utara) sejauh lk. 2500 – 2900 m.

4. Anomali panas di area kawah

Citra satelit termal Modis secara rutin merekam adanya anomali panas di area Kawah Dua hingga ke lereng arah Baratlaut-Utara dengan daya berkisar 1-100 MW.

Citra satelit mengindikasikan bahwa aktivitas erupsi efusif G. Karangetang saat ini berlangsung secara intensif dan belum menunjukkan indikasi penurunan.

5. Erupsi bersifat efusif

Saat ini erupsi yang paling dominan terjadi di G. Karangetang bersifat efusif (guguran lava dan awan panas guguran) namun juga berpotensi untuk disertai erupsi eksplosif skala kecil seperti erupsi tipe strombolian (erupsi dengan lontaran batu/lava pijar disertai abu).

Indikasi untuk terjadinya erupsi eksplosif dengan skala besar belum teramati.

Data pemantauan menunjukkan bahwa jangkauan guguran lava maupun awan panas guguran berpotensi untuk bertambah terus hingga ke laut karena data kegempaan masih mengindikasikan adanya efusi lava menerus dari Kawah Dua.

Baca: Guguran Lava Gunung Karangetang Setinggi 50 Meter Tutupi Jalan Kawahang- Batubulan

6. Imbauan untuk warga

Berdasarkan analisis data pemantauan dan evaluasi potensi bencananya maka Status G. Karangetang masih tetap berada di Level III (Siaga), namun dilakukan perubahan penambahan zona bahayanya.

Atas status Level III (Siaga), direkomendasikan sebagai berikut:

1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona perkiraan bahaya yang meliputi radius 2.5 km dari puncak Kawah 2 (utara) dan Kawah Utama (selatan) dan area perluasan sektoral dari puncak kearah Barat-Barat laut sejauh 3 km dan ke arah Baratlaut-Utara sejauh 4 km.

2. Masyarakat di sekitar G. Karangetang yang berada di area Barat laut-Utara dari Kawah 2, di antaranya Kampung Niambangeng, Kampung Beba dan Kampung Batubulan agar dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas guguran G. Karangetang yaitu di luar zona perkiraan bahaya tersebut di poin (1).

3. Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak G. Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke laut.

4. Masyarakat disekitar G. Karangetang dianjurkan agar senantiasa menyiapkan masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.

5. Masyarakat di sekitar G. Karangetang diharap untuk tetap tenang, tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi G. Karangetang yang tidak jelas sumbernya dan selalu mengikuti arahan dari BPBD Kabupaten Sitaro.

6. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro dalam memberikan informasi tentang perkembangan aktivitas G. Karangetang.

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan