Sabtu, 16 Agustus 2025

Pilpres 2019

Jokowi: Logika Politik Bisa Saja tak Masuk, tapi Siapa Bisa Menentang Kehendak Allah SWT?

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang juga Calon Presiden (Capres) 2019 membuat cuitan perihal kariernya hingga menjadi Presiden.

Penulis: Daryono
Editor: Sri Juliati
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) melakukan kampanye terbuka dan Apel Akbar Kesetiaan Buruh Tegak Lurus untuk Jokowi di Bale Rame Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/4/2019). Pasangan Jokowi-Ma?ruf Amin menargetkan perolehan suara di Jawa Barat sebesar 60 persen. 

Kirab kereta kencana juga diiringi simpatisan berbusana tradisional dan simpatisan dengan payung bertuliskan kalimat - kalimat persuasif pendukung Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) 01 tersebut.

Baca: Nekat Terobos Paspampres, Seorang Guru Honorer Minta Jokowi Dirikan TK di Pedalaman Kutai Timur

Riuh dukungan menggaung ketika Jokowi dan Iriana melewati ruas Jalan Sriwedari.

Di tengah hiruk pikuk dukungan tersebut, Jokowi dan Iriana melempar kaus kepada masyarakat.

Cukup antusias, para pendukung yang datang tampak berusaha mendapatkannya.

Jokowi memberikan orasi di tengah puluhan ribu pendukungnya dalam kampanye akbar di Stadion Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Selasa (9/4/2019).

Mantan Gubernur DKI Jakarta yang saat ini menjadi capres petahana itu, pertama membuka orasi dengan menanyakan kabar masyarakat Solo Raya dan sekitarnya yang hadir dalam kampanye.

"Pripun kabaripun (gimana kabarnya?)," kata dia yang diulang tiga kali disambut meriah.

Lantas Jokowi meminta para pendukung setianya mengangkat jari atau jempol.

"Ayo angkat jarinya, angkat jempolnya," tuturnya sembari mempraktikkan.

Jokowi pun membuka nostalgia jika dirinya sangat senang menyapa pendukung di kampung halamannya yang telah mengubah karir dalam kepemimpinannya.

"Saya sangat senang sekali bisa hadir di Solo, kota yang sangat saya cintai," ucap dia.

"Saya mengawali karier di bidang pemerintahan di sini (Solo)," jelasnya menegaskan.

Lebih lanjut dia menerangkan, pada 2005-2010 dia berhasil memimpin Solo dengan aman hingga dilanjutkan pada dua periode 2010-2012.

"Pada 2012 saya dipanggil Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) ke Jakarta," tuturnya.

"Saya pun jadi gubernur DKI Jakarta, tetapi kurang dari tiga tahun dicalonkan presiden," aku dia mengenang perjalanannya.

Baca: Lihat Reaksi Megawati dan Puan Maharani saat Jokowi Targetkan 90 Persen Suara di Kota Solo

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan