Anggap Sengketa Merek Geprek Bensu Pelajaran Berharga, Jordi Onsu Tetap Optimis Kembangkan Usaha
Jordi Onsu menerima pelajaran berharga dari sengketa merek dagang Geprek Bensu yang melibatkan usaha kulinernya.
Penulis:
Willem Jonata
Namun diakuinya, ketenaran dan nama baik Ruben Onsu sebagai publik figur, digunakan untuk menarik minat masyarakat membeli produk.
Menurutnya, masalah yang muncul sekarang ini sudah terjadi sejak tiga tahun lalu.
Pasalnya, seringkali karyawannya menerima banyak keluhan soal kualitas produk Geprek Bensu sementara kejadiannya bukan di outlet Geprek Bensu.
"Manajemen Geprek Bensu memiliki SOP ketat terkait produk yang dijual. Soal rasa, kebersihan, dan pelayanan terbaik menjadi hal penting bagi kami. Kami sadar, kepuasan konsumen Geprek Bensu adalah yang utama,” kata Jordi.
Terkait tudingan pencurian resep, Jordi hanya menanggapi dengan ringan.
Menurutnya, pada awal membuka usaha, ia bersama rekan mencoba resep ayam goreng krispi yang diperoleh melalui internet.
Sementara untuk resep sambal, Jordi mengaku banyak mendapat inspirasi dari kegemarannya makan di kaki lima seperti Oseng Mercon, Sambal Matah dan Sambel Embe.
“Di era milenial mencari resep tidak sulit. Bahkan masyarakat bisa mendapati ribuan resep Geprek Bensu di internet. Lagi pula resep kami tidak sama dengan resep di tempat lain, jadi tidak dibenarkan itu adanya pencurian resep, justru saya ikut serta membuat resep di merek terdahulu, tetapi tidak digunakan untuk merek Geprek Bensu” tegas Jordi.
Di sisi lain, tim kuasa hukum Geprek Bensu sampai saat ini masih menyusun strategi ke depan untuk penyelesaian kasus ini.
Rendy dari kantor pengacara Minola Sebayang yang merupakan kuasa hukum pihak Jordi Onsu, menyatakan pihaknya akan terus mengupayakan penyelesaian kasus ini sebaik mungkin.
“Upaya hukum di Indonesia tidak hanya sampai pada tingkat kasasi. Masih ada upaya hukum Peninjauan Kembali. Kami akan mengkaji apakah akan melakukan upaya hukum Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung atau tidak,” jelas Rendy.