Penanganan Covid
Tidak Semua Orang Boleh Menerima Vaksin Covid-19, Siapa Saja Mereka?
Agarvaksin benar-benar ampuh menghentikan pandemi, harus ada sekitar 50 hingga 80 persen populasi yang harus mendapatkan vaksin.
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa negara sudah mulai melakukan penyuntikan vaksin covid-19.
Ada dua jenis vaksin yang sudah diberi izin edar sebagai penggunaan darurat, yakni vaksin Moderna dan Pfizer.
Di Indonesia sendiri hanya tinggal menunggu waktu, hingga akhirnya BPOM merilis izin edar.
Menurut pakar penyakit menular dari Vanderbilt University, Dr William Schaffner, kedua jenis vaksin tersebut telah diperiksa secara ketat oleh badan berwenang dan independen.
Jadi, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk mengkhawatirkan keamanan vaksin tersebut.
Baca juga: Raffi Ahmad, BCl dan Dokter Tirta Belum Resmi, Hanya Nama Jokowi yang Pasti Disuntik Vaksin Covid-19
Baca juga: SBY Soroti Perbedaan Info dari Menkes dan Kemenkes, Program Vaksinasi Harus Sukses Tak Boleh Gagal
"Vaksin tidak seperti obat yang dapat menumpuk di tubuh Anda. Jadi, tidak akan mengubah susunan dalam tubuh sehingga menyebabkan efek samping jangka panjang nantinya," ucapnya.

Menurut data Cleveland Clini, agar vaksin ini benar-benar ampuh menghentikan pandemi, harus ada sekitar 50 hingga 80 persen populasi yang harus mendapatkan vaksin agar tercapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
Baca juga: Daftar 3 Kelompok yang Ikut Vaksinasi Perdana: Presiden, Menteri, Tokoh Agama hingga Artis
Namun, ada beberapa kelompok orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin.
Berikut beberapa kelompok orang yang tidak boleh mendapatkan vaksin:
1. Orang dengan alergi
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), ada beberapa orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah setelah mendapatkan vaksin Covid-19.
Itu sebabnya, CDC menyarankan agar orang-orang yang memiliki reaksi alergi parah terhadap salah satu bahan dalam vaksin Covid-19 untuk tidak boleh melakukan suntik vaksin.
Orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah terhadap jenis vaksin lain atau terapi suntik juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan vaksin.
Mereka yang memiliki riwayat reaksi alergi parah yang tidak terkait dengan vaksinasi (makanan, racun, hewan peliharaan, lateks) masih bisa mendapatkan vaksinasi.
2. Anak-anak