Senin, 8 September 2025

Harry dan Meghan Markle  Diminta Tak Hadiri Penobatan Raja Charles Jika Tidak Suka Keluarga Kerajaan

Pangeran Harry dan Meghan Markle didesak tak datang ke upacara penobatan Raja Charles III tahun depan, menyusul reaksi keras atas serial dokumenter.

IG @sussexroyal
Pangeran Harry dan Meghan Markle 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Tiga episode pertama dari serial dokumenter Netflix yang terdiri dari enam episode mengenai 'Pangeran Harry dan Meghan Markle' dirilis awal pekan lalu.

Beberapa laporan media mengecamnya sebagai 'skandal multi bagian'

Baca juga: Pangeran Andrew Menangis, Raja Charles Tegaskan Ia Tak akan Bertugas Lagi di Kerajaan

Pakar Kerajaan di Inggris menyarankan pasangan ngeran Harry dan Meghan Markl untuk tidak kembali ke Inggris.

Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (12/12/2022), Duke dan Duchess of Sussex, Pangeran Harry dan Meghan Markle didesak untuk tidak menghadiri upacara penobatan Raja Charles III tahun depan, menyusul reaksi keras atas serial dokumenter Netflix yang baru saja dirilis.

Perlu diketahui, Raja Charles III yang merupakan ayah Duke of Sussex, naik takhta pada 8 September lalu setelah kematian sang ibu, Ratu Elizabeth II.

Penobatannya pun dijadwalkan berlangsung di Westminster Abbey pada 6 Mei 2023.

Saat ini, dengan langkah yang diambil oleh Harry dan Meghan, politisi dan tokoh militer senior hingga sejarawan meyakini bahwa pasangan The Sussex itu harus dikeluarkan dari upacara tersebut.

Baca juga: Meghan Markle Diklaim Satu-satunya yang Menangis karena Kematian Ratu Elizabeth II

"Jika mereka sangat tidak menyukai Keluarga Kerajaan, mengapa mereka menghadiri Penobatan?," kata mantan Pemimpin Partai Konservatif Inggris (Tory), Duncan Smith seperti dikutip oleh media setempat.

Sementara anggota senior Tory, David Mellor menegaskan bahwa pasangan itu seharusnya tidak datang ke acara 'Coronation' sang Raja.

"Mereka tentunya tidak boleh datang, mereka menghasilkan uang dengan 'menjerumuskan keluarga mereka ke sungai'. Saya pikir harus dijelaskan bahwa orang Inggris tidak menginginkan mereka ada di acara penobatan itu," tegas Mellor.

Ia bahkan menyebut pasangan itu sebagai 'pasangan menyedihkan' yang mungkin akan 'dicemooh' jika mereka tetap tampil dalam acara tersebut.

Sementara itu, anggota parlemen dari Tory, Bob Seely menekankan bahwa pasangan itu hanya ingin menghadiri penobatan demi 'menguangkannya setelah itu'.

Di sisi lain, Sejarawan Lady Antonia Fraser menyampaikan bahwa hari penobatan Raja Charles III dan Permaisuri Camilla harus menjadi pusat perhatian.

Oleh karena itu, kedatangan Pangeran Harry dan Meghan Markle tentu akan membuat media hanya 'membuang-buang waktu dengan melakukan pemberitaan tentang mereka'.

Baca juga: Marah Meghan Markle Tak Boleh ke Balmoral, Pangeran Harry Tolak Makan Malam dengan Raja Charles III

"Mereka seharusnya tetap bergandengan tangan di Hollywood," kata penulis Inggris itu sambil mencemooh Harry dan Meghan.

Sejarawan lainnya, Lord Andrew Roberts, pun menyampaikan beberapa alasan mengapa Pangeran Harry dan pasangannya itu harus dienyahkan dari upacara penobatan.

"Ratu Caroline tidak diundang ke Penobatan George IV, Duke dan Duchess of Windsor tidak ada di George VI pada 1937, dan kerabat Jerman Elizabeth II tidak diundang pada 1953, jadi ada banyak preseden untuk tidak mengundang orang yang akan menjadi 'pengalih perhatian' dari fokus pada hari besar itu," tegas Lord Roberts.

Publik Inggris tampaknya banyak yang tidak simpatik dengan pasangan itu, dengan survei Inggris baru-baru ini mengungkapkan bahwa 44 persen meyakini bahwa gelar mereka harus dicabut.

Selain itu, 42 persen orang yang disurvey tentang Pangeran Harry mengatakan bahwa adik dari putra mahkota, Prince of Wales Pangeran William itu harus dikeluarkan dari garis suksesi.

Perlu diketahui, saat ini Harry masih menempati urutan ke-5 takhta Kerajaan Inggris.

Sedangkan hampir sepertiga menegaskan bahwa Duke dan Duchess of Sussex tidak boleh menghadiri Penobatan Raja Charles III.

Sebelumnya, Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, meninggalkan Kerajaan Inggris pada awal 2020 dan berhenti dari pekerjaan mereka sebagai bangsawan 'senior'.

Langkah ini mereka ambil karena didorong oleh keinginan untuk melindungi diri dan anak-anak mereka dari pengawasan tabloid yang tiada henti.

Mereka juga berupaya mencari kemandirian finansial dan kesempatan untuk membesarkan anak-anak mereka secara pribadi tanpa tekanan Kerajaan.

Meghan Markle menangis di pemakaman Ratu Elizabeth II, Senin (19/9/2022). (Tangkap layar Page Six)
Meghan Markle menangis di pemakaman Ratu Elizabeth II, Senin (19/9/2022). (Tangkap layar Page Six) ((Tangkap layar Page Six))

Namun, sulit dipercaya bahwa mereka sebenarnya tidak ingin tetap menjadi sorotan publik.

Karena film dokumenter dua bagian Netflix 'Harry & Meghan' adalah contohnya.

Serial yang diproduksi bersama oleh pasangan tersebut, telah dibagi menjadi dua segmen terpisah yakni Volume I yang meliputi episode 1 hingg 3 dan dirilis di Netflix pada 8 Desember lalu.

Serta Volume II yang meliputi episode 4 hingga 6 dan dijadwalkan tayang perdana pada 15 Desember mendatang.

Produksi kisah mereka ini difilmkan sebelum kematian sang nenek, Ratu Elizabeth II dan menampilkan pesan di layar yang berbunyi:

'Ini adalah kisah langsung dari kisah Harry dan Meghan, yang diceritakan dengan arsip pribadi yang belum pernah dilihat sebelumnya'.

Episode pertama film dokumenter ini mengisahkan tentang bagaimana pasangan itu bertemu, jatuh cinta dan menikah, kosah yang konon menjadi makanan paparazzi Inggris.

Pangeran Harry bahkan menyamakan pelecehan media terhadap istrinya dengan apa yang terpaksa dialami oleh ibunya sendiri, mendiang Putri Diana, sampai kematiannya yang tragis dalam kecelakaan mobil di Paris Prancis pada 1997 silam, setelah diikuti oleh paparazzi.

Setelah tiga episode pertama, banyak laporan media telah menolak film dokumenter yang 'tidak berisi pengungkapan baru'.

Beberapa media bahkan berspekulasi bahwa Pangeran Harry dan Meghan Markle tampaknya bertekad untuk 'memicu hype media' yang selalu mereka salahkan.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan