Kabar Artis
Di Tengah Aksi Demo di Indonesia, Denny Sumargo Ungkap Perasaan dan Harapannya
Denny Sumargo turut bersuara atas harapan rakyat untuk segera bertemu DPR dan Presiden, ia juga menulis catatan mengenai aksi demo yang telah terjadi.
Penulis:
Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor:
Yurika NendriNovianingsih
TRIBUNNEWS.COM - Aktor Denny Sumargo kembali menjadi sorotan setelah ikut memberikan imbauan terhadap aksi demo yang terjadi di Indonesia pekan ini.
Pemilik kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo kini kembali menuliskan ungkapan perasaan terhadap masyarakat dan para pejabat.
Melalui akun Instagram @sumargodenny, ia menulis catatan panjang tentang kerusuhan demo pekan ini yang mulai mereda.
Pada caption postingannya, pria keturunan Tionghoa ini berharap agar pihak DPR dan Presiden bisa segera bertemu dengan rakyat.
"Semoga @dpr_ri dan Presiden kita @prabowo mau bertemu dengan rakyatnya!!!," tulis Denny Sumargo dikutip dari akun instagram pribadinya pada Selasa (2/9/2025).
Pada halaman pertama postingannya tersebut, suami Olivia Allan Sumargo ini menyebut demo pada 28 Agustus 2025 kemarin, merupakan awal dari kekecewaan rakyat.
"Catatan kejadian 28 Agustus 2025, awalnya gue pikir ini hanya sebatas demonstrasi suara rakyat yang lelah menunggu janji ditepati dan kecewa terhadap reaksi beberapa anggota DPR," ungkapnya.
Namun, Denny menyayangkan kecelakaan yang terjadi saat demo kala itu berubah menjadi awal perpecahan antara rakyat dan aparat.
"Tapi ketika gue melihat seorang pengemudi Gojek bernama Alm. Affan Kurniawan, dilindas mobil barakuda Brimob, gue langsung sadar, ini bisa berubah jadi rakyat lawan polisi, dan berkembang ke TNI melawan polisi, bahkan akhirnya rakyat melawan rakyat sendiri," tandasnya.
Bapak satu anak itu menambahkan, tragedi tersebut membuat permasalahan semakin memanas.
"Dan kalau itu benar-benar terjadi, kita mungkin sedang berjalan menuju jurang," imbuhnya.
Baca juga: Denny Sumargo Gelisah Rumah Sahroni, Eko Patrio hingga Uya Kuya Terlalu Mudah Dijarah: Hati-hati!
Tak hanya aksi demonstrasi yang anarkis, namun kejadian pada 28 Agustus saat itu juga berujung pada perusakan fasilitas umum, dan aksi penjarahan.
"Perusakan fasum (fasilitas umum), penjarahan ke rumah anggita DPR dan menteri yang kemudian berujung anarkis," jelasnya.
Pria berusia 43 tahun itu juga menyebut aksi damai pun sudah tak mampu meredam kebencian rakyat.
"Damai pu kehilangan panggung, digilas oleh teriakan massa dan algoritma kebencian," paparnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.