Demo di Jakarta
Dokter Spesialis Paru Ungkap 4 Faktor Berat Ringannya Dampak Gas Air Mata
Dokter spesialis paru Erlina Burhan mengungkapkan, efek gas air mata pada tubuh bervariasi. Mulai dari ringan sampai berat.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dokter spesialis paru Erlina Burhan mengungkapkan, efek gas air mata pada tubuh bervariasi. Mulai dari ringan sampai berat.
Gas air mata adalah kumpulan bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, saluran pernafasan dan kulit.
Baca juga: Risiko Kesehatan yang Bisa Terjadi Jika Terpapar Gas Air Mata Kedaluwarsa
Bentuknya bukan berupa gas melainkan bubuk yang biasa digunakan dari granat, tabung maupun semprotan.
Dokter Erlina mengatakan, ada 4 faktor yang mempengaruhi berat ringannya efek gas air mata pada tubuh.
Kematian akibat gas air mata bisa terjadi namun kasusnya jarang.
Kebanyakan efek gas air mata adalah ringan dan cepat sembuh.
“Umumnya ringan dan cepat sembuh. Tetapi bila berat dibawa ke Rumah Sakit atau RS dan saat komplikasi yang berat bisa meninggal walaupun kondisi ini sangat jarang terjadi,” kata dia kepada wartawan baru-baru ini di Jakarta.
Baca juga: Situasi Terkini Depan Gedung DPR: Gas Air Mata Masih Terasa, Pasukan Oranye Bersihkan Sisa Demo
Empat faktor tersebut adalah apakah gas air mata disemprotkan di ruang terbuka atau tertutup, lama paparan, konsentrasi zat kimia yang terhirup hingga kondisi kerentanan seseorang.
“Paparan terhadap saluran napas akan menimbulkan iritasi yang berakibat batuk dan sesak nafas. Pada kondisi tertentu bisa menimbulkan asfiksia (kekurangan oksigen),” kata dokter di RSUP Persahabatan ini.
Diketahui, ada beberapa bahan kimia yang digunakan pada gas air mata seperti chloroacetophenone (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR).
Ditambahkan, pakar paru Prof Tjandra Yoga Aditama gas air mata secara umum dapat menimbulkan dampak pada kulit, mata dan paru serta saluran napas.
Gejala lain adalah rasa terbakar di mata, mulut dan hidung. Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan. Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi.
Walaupun dampak utama gas air mata adalah dampak akut yang segera timbul, ternyata pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan.
“Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi dan apalagi kalau di ruangan tertutup,” ujar penerima penghargaan Achmad Bakrie XXI bidang Kesehatan ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.