Kasus Nikita Mirzani Vs Reza Gladys
Kasur Penjara Tak Seperti di Rumah, Nikita Mirzani Sebut Sakit Lehernya Kambuh, Ada Benjolan
Nikita Mirzani menjelaskan riwayat kesehatan yang dialami imbas dari operasi leher yang pernah dijalaninya. Sakitnya kambuh karena kasur penjara.
Penulis:
Fauzi Nur Alamsyah
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis Nikita Mirzani mengungkap alasan dirinya melalui kuasa hukum mengajukan permohonan pengobatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam lanjutan sidang kasus dugaan pemerasan dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Nikita Mirzani menjelaskan bahwa ia memiliki riwayat kesehatan yang dialami imbas dari operasi leher yang pernah dijalaninya.
Baca juga: Tampilan Nikita Mirzani saat Sidang Kasus Pemerasan, Pakai Baju Serba Hitam dan Pita
Menurutnya, terdapat pengapuran di tulang leher bagian nomor 5 yang sudah ditopang pen.
“Jadi kan aku pernah operasi leher, ada pengapuran di nomor 5 tulang, kan sudah pakai pen. Cuman karena tidurnya di tahanan, kasurnya enggak sesuai kayak di rumah, jadi ada pergeseran dan ada benjolan,” ujar Nikita usai sidang, Kamis (11/9/2025).
Akibat kondisi itu, dokter menyarankan Nikita menjalani fisioterapi intensif selama enam minggu dengan frekuensi dua hingga tiga kali dalam seminggu.
Baca juga: Nikita Mirzani Ajukan Permohonan Pengobatan Lanjutan, Implan Gigi Pecah Berisiko Infeksi
Jika kondisi tidak membaik, Nikita diwajibkan menjalani operasi lanjutan.
Keluhan tersebut, kata Nikita, sudah ia rasakan sejak sebulan terakhir ketika masih berada di tahanan Polda.
Namun karena proses pemindahan ke rumah tahanan (rutan), jadwal pengobatan sempat terhambat.
“Kalau sakitnya sebetulnya udah dari waktu di Polda, sebulan lebih. Cuman ditahan-tahan gitu. Sempat berobat juga, memang harus fisioterapi. Tapi begitu dipindah ke rutan, mekanismenya beda lagi,” ungkapnya.
Nikita menambahkan, gejala yang ia alami cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Ia sering merasa pusing, mudah sesak, hingga waswas terhadap risiko jangka panjang.
“Karena kan sumsum tulang leher itu ada dua kabel, satu ke otak, satu ke jantung. Kalau makin menyempit ya amit-amit, bisa fatal,” imbuh Nikita.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.