Jumat, 21 November 2025

Hindia Raih AMI Awards Kategori Album Terbaik, Singgung Ibu Korban Tragedi 1998 di Hadapan Fadli Zon

Hindia menyampaikan pidato tersebut di hadapan tamu undangan, termasuk Menteri Kebudayaan Fadli Zon, sukses membuat suasana riuh dengan tepuk tangan.

Tribunnews.com/ Bayu Indra Permana
PIDATO HINDIA - Baskara Putra alias Hindia diganjar AMI Awards 2025 untuk kategori Album Terbaik–Terbaik lewat karyanya Doves, ’25 on Blank Canvas, Rabu (19/11/2025). Saat menerima piala, ia berpidato menyinggung seorang ibu yang memperjuangkan keadilan bagi anaknya yang menjadi korban tragedi 1998. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musisi Baskara Putra alias Hindia membuat momen emosional di panggung AMI Awards 2025.

Saat menerima piala Album Terbaik–Terbaik lewat karyanya Doves, ’25 on Blank Canvas, Baskara menyampaikan pidato yang cukup menyentuh dan berani.

Pidato yang dia sampaikan di hadapan tamu undangan, termasuk Menteri Kebudayaan Fadli Zon, sukses membuat suasana riuh dengan tepuk tangan.

Dalam pidatonya, Baskara menegaskan bahwa Doves bukan hanya album berisi lagu cinta seperti yang dikenal publik lewat 'Everything You Are' dan 'Semua Lagu Cinta Terdengar Sama'.

Baca juga: Penerimaan Penghargaan AMI Awards untuk Gustiwiw Penuh Tangis, sang Ibu: Terima Kasih Nak

Di balik tema romansa, ia menyisipkan kisah perjuangan seorang ibu yang kehilangan anaknya dalam tragedi 1998, sosok yang ia angkat sebagai simbol harapan dan keteguhan hati.

“Mungkin banyak yang tahu Doves Mixstep ini dari lagu cintanya seperti Everything You Are, Semua Lagu Cinta Terdengar Sama, dan lain-lain," beber Baskara Putra di AMI Awards 2025, di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).

"Tapi di rilisan ini juga ada sebuah cerita tentang seorang ibu yang kehilangan anaknya pada tahun '98 dan perjuangan dia sampai hari ini dalam membubuh keadilan dan mencari keadilan dan membubuh harapan untuk ruang dan apresiasinya terhadap realita tersebut. Terima kasih,” jelasnya.

Sosok ibu yang dimaksud adalah Maria Sumarsih, ibu dari Benardinus Realino Norma Irawan atau Wawan, mahasiswa yang menjadi korban tragedi Semanggi I pada 1998. 

Sumarsih selama lebih dari dua dekade dikenal sebagai salah satu figur penting dalam gerakan Aksi Kamisan, memperjuangkan penuntasan pelanggaran HAM.

Tanpa henti ia mencari keadilan bagi anaknya.

 

(Tribunnews.com/ Bayu Indra Permana)

 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved