Senin, 27 Oktober 2025

'Pesan' IOC kepada Indonesia: Jika Kalian Larang Israel, Kami akan Lakukan yang Sama kepada Negaramu

IOC menghukum Indonesia yang menolak memberikan visa kepada atlet senam Israel yang rencananya mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta.

Kolase Youtube Tribunnews
STANDAR GANDA - Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu (23/10/2025) agar federasi olahraga global tidak menyelenggarakan acara olahraga di Indonesia. 

Ringkasan Berita:
  • IOC mengeluarkan pernyataan (23 Oktober 2025) agar federasi olahraga global tidak menyelenggarakan event di Indonesia.
  • Tindakan ini menyusul penolakan visa oleh Indonesia terhadap atlet senam Israel untuk Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta.
  • IOC menilai Indonesia melanggar prinsip kualifikasi Olimpiade yang menjamin partisipasi tanpa diskriminasi kewarganegaraan.
  • IOC sebenarnya melakukan standar ganda dari sikap mereka kepada Rusia dan Israel.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu (23/10/2025) agar federasi olahraga global tidak menyelenggarakan acara olahraga di Indonesia.

Kebijakan tersebut menyusul sikap Indonesia yang menolak memberikan visa kepada atlet senam Israel yang rencananya mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta.

IOC tidak terima atas larangan tersebut dan menilai Indonesia telah "melanggar" prinsip kualifikasi Olimpiade, yang tidak memandang kewarganegaraan, sikap politik, hingga ras untuk setiap ajang kualifikasi Olimpiade.

Pernyataan IOC terkesan manis, gentle dan menaungi semua pihak. Namun masyarakat internasional tidak lupa, mereka melakukan standar ganda.

IOC jugalah yang melarang atlet-atlet Rusia berpartisipasi di event internasional dengan dalih negara tersebut melakukan invasi ke Ukraina.

Di sisi lain, IOC menutup mata terhadap apa yang dilakukan Israel dengan genosidanya di Gaza, Palestina.

Jurnalis internasional, Nury Vittachi, mengkritik tajam apa yang dilakukan IOC kepada Indonesia.

Ketua asosiasi penulis terbesar di Asia-Pasifik itu mengatakan, IOC telah memberikan pesan tegas kepada Indonesia: Jika kalian melarang/menghukum Israel, kami akan melakukan hal yang sama bahkan lebih kepada Indonesia.

"Untuk menghukum Indonesia, IOC kemarin melancarkan serangan besar-besaran terhadap kemampuan Indonesia untuk menjadi tuan rumah acara olahraga global. IOC menyatakan bahwa Indonesia tidak akan diizinkan menjadi tuan rumah acara terkait Olimpiade dalam bentuk apa pun. Luar biasa. Standar ganda yang mengejutkan," tulisnya di X atau Twitter.

Ia melanjutkan, pada tahun 2022, negara-negara barat mulai meluncurkan sejumlah besar sanksi terhadap Rusia (saat ini lebih dari 23.000) dan IOC menangguhkan Komite Olimpiade Rusia pada bulan Oktober 2023.

"Anehnya, setiap upaya untuk menjatuhkan sanksi apa pun terhadap Israel sering kali mendapat reaksi keras dari pemerintah-pemerintah Barat—dan dari beberapa badan “internasional” seperti IOC."

"Loyalitas yang mengakar kuat kepada Israel ini menyebabkan keretakan besar antara 13 persen umat manusia di Barat dan mayoritas dunia, yang 76%-nya terdiri dari orang Asia dan Afrika, dan 87% di antaranya tinggal di luar Barat. Kritik terhadap Israel sangat dibatasi di Jerman, dan undang-undang serupa sedang disahkan di AS, Australia, dan negara-negara Barat lainnya," tulis Nury Vittachi.

Sikap Indonesia

Sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia menolak visa bagi atlet senam Israel awal bulan ini, di tengah protes dunia internasional atas aksi genosida Israel di Gaza. 

Sikap tegas Indonesia membuat atlet-atlet Israel tidak dapat mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik yang dimulai pekan lalu di Jakarta.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved