NOC Indonesia Bakal Temui IOC Bahas Nasib Olahraga Indonesia Pada 28 Oktober 2025
Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari bakal menemui Komite Olimpiade Internasional (IOC) terkait surat yang telah dikirimkan ke Indonesia.
“Kami ingin menjelaskan bahwa pemerintah tegas dan konsisten sikapnya terhadap Israel dan tidak akan memberikan visa kepada enam atlet Israel,” ujar Yusril.
Permasalahan pun sempat melandai lantaran Federasi Gymnastic International (FGI) memberikan persetujuan dan mendukung langkah yang diambil pemerintah Indonesia untuk melarang atlet Israel main di Indonesia.
Namun terbaru, Komite Olimpiade Internasional (IOC) memberikan keputusan yang mengejutkan atas kondisi tersebut.
IOC menyayangkan keputusan yang diambil Indonesia karena menurutnya hal tersebut melanggar prinsipil IOC.
Menurut mereka, semua atlet, tim, dan pejabat olahraga yang memenuhi syarat harus dapat berpartisipasi dalam kompetisi dan acara olahraga internasional tanpa diskriminasi apa pun oleh negara tuan rumah, sesuai dengan Piagam Olimpiade dan prinsip-prinsip dasar non-diskriminasi, otonomi, dan netralitas politik yang mengatur Gerakan Olimpiade.
Bahkan untuk menghindari situasi serupa di masa depan, Dewan Eksekutif IOC memutuskan hal-hal berikut:
- Mengakhiri segala bentuk dialog dengan Komite Olimpiade Nasional (NOC) Indonesia mengenai penyelenggaraan edisi mendatang Olimpiade, Olimpiade Pemuda, acara Olimpiade, atau konferensi hingga pemerintah Indonesia memberikan jaminan yang memadai kepada IOC bahwa mereka akan mengizinkan akses ke negara tersebut bagi semua peserta, tanpa memandang kewarganegaraan, untuk hadir.
- Merekomendasikan kepada semua Federasi Internasional untuk tidak menjadi tuan rumah acara olahraga internasional atau pertemuan di Indonesia hingga pemerintah Indonesia memberikan jaminan yang memadai kepada Federasi Internasional bahwa mereka akan mengizinkan akses ke negara tersebut bagi semua peserta, tanpa memandang kewarganegaraan, untuk hadir.
- Menyesuaikan Prinsip Kualifikasi untuk Olimpiade, dengan meminta Federasi Internasional untuk memasukkan jaminan akses ke negara masing-masing bagi semua atlet dalam perjanjian tuan rumah untuk kompetisi kualifikasi Olimpiade di seluruh dunia.
Tak hanya itu, IOC juga meminta Komite Olimpiade Nasional (NOC) Indonesia dan Federasi Senam Internasional (FIG) untuk datang ke markas besar IOC di Lausanne untuk membahas situasi yang terjadi menjelang Kejuaraan Dunia Senam Artistik FIG ke-53.
Dewan Eksekutif IOC (IOC EB) memanfaatkan kesempatan ini untuk mengingatkan semua pemangku kepentingan Gerakan Olimpiade tentang pentingnya akses bebas dan tanpa hambatan ke negara yang bersangkutan bagi semua peserta untuk menghadiri kompetisi internasional tanpa batasan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.