Timnas Indonesia
Antara Peluit dan Taktik: Polemik Wasit dan Progres Timnas Indonesia Era Patrick Kluivert di Ronde 4
Ulasan soal wasit ronde 4 kualifikasi Piala Dunia 2026: singgungan Rocky Putiray, dan sejauh apa perkembangan Timnas Indonesia di bawah Kluivert.
Penulis:
Muhammad Nursina Rasyidin
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
"Kenapa tidak introspeksi diri untuk masing-masing orang lebih baik dengan tugas dan tanggung jawabnya."
"Hampir setiap tim yang kalah, itu mereka selalu komplain tentang wasit, kenapa kamu tidak introspeksi diri, tim saya sudah siap atau belum. Tim saya sudah siap menang atau belum," jelasnya dengan nada serius.
Jika menyambungkan perkataan Rocky Putiray soal wasit dan introspeksi diri, menarik untuk melihat sebarapa jauh kemampuan Timnas Indonesia di bawah asuhan Patrick Kluivert yang menggantikan Shin Tae-yong sejak awal tahun 2025.
Patrick Kluivert telah memimpin Timnas Indonesia dalam enam pertandingan. Empat laga di ronde 3, dan dua laga terbaru pada FIFA Matchday September 2025
Transformasi Timnas Indonesia
Secara hasil, rasio kemenangan yang diraih Patrick Kluivert lebih besar dibandingkan jumlah kekalahan yang dialami Timnas Indonesia, yakni 3:2.
Namun jika dilihat secara keseluruhan di atas lapangan, apakah permainan Timnas Indonesia sudah menjanjikan untuk bersaing di ronde keempat?
Seberapa jauh Patrick Kluivert telah membawa langkah Jay Idzes dan kolega menuju taktikal dan gaya permainan yang ia inginkan?

Ulasan FIFA pada 11 September lalu membahas tentang identitas baru yang sedang dibangun oleh Patrick Kluivert dari warisan Shin Tae-yong.
Di awal masa kepemimpinannya, tidak bisa dipungkiri bahwa dengan masa transisi yang singkat perubahan itu tidak bisa dilakukan secara instan.
Laga pertamanya ketika memimpin Timnas Indonesia dibantai habis oleh Australia dengan skor 5-1.
Alarm berbunyi. Patrick Kluivert sedikit banyak melakukan eksperimen dari sistem warisan Shin Tae-yong, namun tetap mengandalkan formasi 3-4-3 saat melawan China, Bahrain, dan Jepang.
Namun pada September ini saat melawan China Taipei dan Lebanon, formasi dan perubahan itu baru mulai terlihat.
Patrick memainkan formasi 4-4-2 dengan versinya bersama tim kepelatihan skuat Garuda.
FIFA menyebut, itu adalah sebagai titik awal untuk membangun identitas taktik dari versi Patrick Kluivert.
Patrick Kluivert melakukan sejumlah rotasi pemain di lapangan, tetapi tidak hanya itu, ia juga mencoba merubah peran pemain dari posisi aslinya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.