Liga Inggris
Liverpool vs Aston Villa, Harapan di Pundak Salah, si Pemecah Masalah
Stadion Anfield, kandang kebanggaan Liverpool, kini diselimuti mendung. Sang juara bertahan, entah kenapa, seakan sedang tersesat dalam labirin gelap
Liverpool vs Aston Villa, The Reds Sedang Terpuruk, Harapan di Pundak Salah, si Pemecah Masalah
Ringkasan Berita:
- Liverpool sedang berada dalam kondisi terpuruk
- Ditantang Aston Villa yang sedang terbang tinggi
- Harapan di pundak Mo Salah, si pemecah masalah
TRIBUNNEWS.COM- Stadion Anfield, kandang kebanggaan Liverpool, kini diselimuti mendung. Sang juara bertahan, entah kenapa, seakan sedang tersesat dalam labirin gelap mengerikan.
Ini sulit dibayangkan sebelumnya. Pasukan Arne Slot kini menelan enam kalah dari tujuh laga terakhir di semua kompetisi—sebuah catatan buruk yang hanya terjadi dua kali dalam tujuh puluh tahun terakhir.
Lebih parah lagi, The Reds kini berdiri di ambang sejarah memalukan: jika kalah lagi, mereka kini menapaktilasi kalah lima kali berturut-turut di liga seperti dialami pada September 1953.
Mampukah Liverpool memecah masalah ini, atau justru kian terjerembab saat menjamu Aston Villa? Sayangnya, performa tim tamu belakangan ini seolah berteriak: TIDAK.
Ya, faktanya di saat Liverpool terbenam, Aston Villa justru terbang tinggi. Mereka tak tersentuh dalam enam pertandingan Liga Primer—rentetan terpanjang kedua di divisi ini. Empat kemenangan beruntun diukir, termasuk menaklukkan Tottenham 2-1 di London dan, yang paling sensasional, menjinakkan Manchester City 1-0 akhir pekan lalu.
Kemenangan itu membuka peluang emas bagi pasukan Unai Emery. Mereka berkesempatan menjadi tim pertama sejak Leicester City era juara (Februari 2016) yang mampu menjungkalkan dua raksasa, Man City dan Liverpool, dalam pertandingan berturut-turut. Ini bukan sekadar kemenangan, ini adalah pernyataan kekuatan.
Jalan terjal yang dihadapi Liverpool ini memiliki bayangan masa lalu. Leicester era 2016-17, usai meraih gelar dongeng, menjadi satu-satunya juara bertahan di era modern yang menelan lima kekalahan beruntun.
Namun, jika kita melihat lebih jauh ke belakang, ada tujuh kasus juara bertahan kalah lima kali berturut-turut di kasta tertinggi—dan tiga di antaranya adalah Liverpool sendiri (1906-07, 1923-24, 1947-48).
Kini, The Reds musim 2025-26 terancam menjadi nama terbaru dalam daftar aib tersebut. Celakanya, Villa punya resep untuk menyakiti Liverpool, sebuah kelemahan yang dieksploitasi setiap lawan: umpan jauh.
Liverpool telah menghadapi 571 umpan panjang musim ini, terbanyak di Liga Primer. Teknik bermain Gegenpressing nan intens milik mereka seolah-olah dibalas dengan strategi sederhana yang menghancurkan ritme: semua orang bermain umpan jauh melawan Liverpool, dan itu berhasil.
Baca juga: Eksperimen Arne Slot dengan Pemain Muda Gagal, Liverpool Dipermak Palace
Menariknya, Villa bukanlah tim yang dikenal sering mengandalkan bola panjang. Namun, mereka memiliki senjata jarak jauh yang mematikan. Hanya Bournemouth (enam) yang mencetak gol dari luar kotak penalti lebih banyak dari Aston Villa (lima).
 
							 
							 
							 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	




 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.