Liga Inggris
Liverpool vs Aston Villa, Harapan di Pundak Salah, si Pemecah Masalah
Stadion Anfield, kandang kebanggaan Liverpool, kini diselimuti mendung. Sang juara bertahan, entah kenapa, seakan sedang tersesat dalam labirin gelap
Matty Cash, bek sayap andalan Villa, telah menyumbang dua gol fantastis dari luar kotak 16. Villa tidak hanya mengancam dari dalam, tembakan jarak jauh mereka adalah bom waktu yang siap meledak.
Di sisi Liverpool, pasukan utamanya diharapkan tampil lebih bugar saat diistirahatkan ketika skuad muda The Reds dilindas Crystala Palace 0-3 di Piala Carabao.
Meski kembalinya Ryan Gravenberch dan Alexander Isak mungkin membawa angin segar, absennya Alisson Becker, Jeremie Frimpong, Curtis Jones, dan Giovanni Leoni karena cedera kian memperparah krisis.
Di tengah kemelut ini, pandangan tertuju kepada satu orang: Mohamed Salah. Villa adalah musuh favoritnya. Ia punya rekor brilian di Anfield melawan mereka, selalu mencetak gol atau memberikan assist (atau keduanya) dalam enam duel kandang terakhirnya.
Salah, yang saat ini hanya butuh satu gol/assist lagi untuk menyamai rekor Wayne Rooney sebagai pemain dengan kontribusi gol/assist terbanyak untuk satu klub (276), diharapkan menjadi pemecah kebuntuan.
Ini akan menjadi duel antara juara yang tertekan kontra penantang yang sedang ganas-ganasnya. Liverpool menghadapi sejarah memalukan, sementara Villa berambisi mengukir sejarah sebagai tim kedua yang bangkit dari lima laga tanpa kemenangan menjadi lima kemenangan beruntun (setelah Preston North End 1936-37).
Prediksi di musim yang anomali ini ini sangat sulitlah. Yang jelas: Liverpool-lah yang berada di tepi jurang, dan mereka sangat membutuhkan kebangkitan.
Hebatnya, di balik tren performa buruk, sejarah pertemuan head-to-head justru sangat memihak Liverpool. 
The Reds telah memenangkan enam dari tujuh laga kandang terakhir Liga Primer melawan Villa. Kemenangan fantastis 7-2 Villa di Villa Park pada 2020 hanyalah anomali.
Itu adalah satu-satunya kemenangan mereka dalam 15 pertemuan terakhir Liga Primer, di mana 11 di antaranya berakhir dengan kekalahan. Anomali yang sepertinya sulit diulang kembali.
Kado Tahun Ke-3 Unai Emery di Villa
DUEL Aston Villa kontra Liverpool di Anfield akhir pekan ini bertepatan dengan tiga tahun Unai Emery menukangi The Villas.
Dia bertekad, setidaknya bisa curi satu poin dari sang juara bertahan.
Sejak kedatangannya di Birmingham, Emery telah memenangkan 58 dari 110 laga (rasio kemenangan 52,73 persen), dengan mencetak 183 gol dan rata-rata meraih 1,8 poin per pertandingan dalam kompetisi.
Musim lalu, Villa mencapai perempat final Liga Champions sebelum dikalahkan Paris Saint-Germain. Mereka juga menembus semi-final Conference League musim sebelumnya. 
"Tentu saja, target utamanya adalah memenangkan Liga Primer, piala-piala di Inggris, dan kompetisi Eropa," katanya. 
 
							 
							 
							 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	




 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.