Liga Inggris
Tottenham vs Chelsea, Spurs Mengusir Hantu di Kandang Sendiri
Derby London Utara, Tottenham Hotspur kontra Chelsea kali ini bukan sekadar memperebutkan tiga poin. Pekan ke-10 Premier League
Tottenham vs Chelsea, Usir Hantu Kandang Sendiri
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM- Derby London Utara, Tottenham Hotspur kontra Chelsea kali ini bukan sekadar memperebutkan tiga poin. Pekan ke-10 Premier League Inggris di Stadion Tottenham kali ini menyajikan duel kontra yang menegangkan.
Pertandingan Tottenham vs Chelsea akan disiarkan secara livestreaming di Vidio pada Minggu (2/10) Pukul 00.30 WIB.
Tuan rumah yang diasuh pelatih Thomas Frank memasuki laga dengan ambisi besar untuk merebut posisi kedua Premier League, sebuah target yang dicapai melalui performa aneh nan bertolak belakang.
Di satu sisi, Spurs di bawah Thomas Frank adalah tim tandang yang sensasional. Mereka sukses meraup 13 dari 15 poin maksimal di luar rumah, yang jadi rekor terbaik di divisi ini.
The Lilywhite tampil efisien, mampu menyerap tekanan, dan menghukum lawan melalui serangan balik cepat. Namun masalahnya, ketika mereka kembali ke benteng mereka sendiri, Stadion Tottenham Hotspur, kekuatan, dan ketajaman itu seakan menguap dengan sendirinya.
Sejak hari pembukaan melawan Burnley, The Lilywhites belum pernah lagi mencicipi kemenangan kandang. Tiga tim tamu yang bertandang: Bournemouth, Wolves, dan Aston Villa, semuanya berhasil merampas poin. Padahal, bisa dikatakan para tamu bukan tim unggulan.
Dengan demikian, bagi Spurs laga kali ini bukan hanya tentang memenangkan derby, tapi tentang mengusir hantu ketidakpercayaan diri di depan publik mereka sendiri. Mereka wajib menghilangkan kutukan stadion yang seharusnya menjadi benteng mereka.
Baca juga: Prediksi Skor AS Monaco vs Tottenham Hotspur: Thomas Frank Buru Catatan Spesial di Liga Champions
Di sudut lain, berdiri Chelsea besutan Enzo Maresca. The Blues datang dengan narasi inkonsistensi, dibayangi kekalahan liga 1-2 dari Sunderland dan kemenangan EFL Cup 4-3 yang kacau atas Wolves.
Meskipun demikian, Chelsea memiliki satu keunggulan psikologis yang kuat: mereka adalah bayangan biru yang dominan di Stadion Spurs.
Mereka telah menang lima kali dari enam kunjungan ke venue Tottenham Hotspur Stadium—jumlah kemenangan tandang terbanyak yang dicapai tim tamu mana pun.
Sejarah ini adalah ancaman historis terbesar bagi upaya Spurs untuk memulihkan kehormatan kandang mereka. Lebih jauh lagi, kekalahan terakhir Chelsea dari Spurs adalah satu-satunya noda dalam 13 pertemuan Premier League terakhir melawan Tottenham, menegaskan dominasi mereka di derby London ini.
Supercomputer Opta pun, yang selalu dingin dan logis, mencerminkan dominasi historis ini. Hasil simulasi menempatkan Chelsea lebih dijagokan dengan persentase kemenangan 38,9 persen berbanding 35,1% untuk Spurs.
Ini adalah pengingat bahwa, meskipun Spurs berada di posisi klasemen yang lebih tinggi, mereka tetap menghadapi keraguan dari data dan sejarah.
Jika Spurs ingin mematahkan prediksi dan rekor buruk ini, mereka mungkin harus memanfaatkan senjata tersembunyi yang mulai diasah Frank: bola mati. Frank dikenal dengan keahliannya memanfaatkan "dead ball situations", dan kini timnya di Spurs mulai menunjukkan taji itu.
Tottenham telah mencetak lima gol dari sepak pojok musim ini, hanya kalah dari Arsenal dan Chelsea sendiri.
Selain itu, lima gol heading mereka merupakan persentase tertinggi (29,4?ri total gol) yang dicapai Spurs sejak musim 1998-99. Laga ini menjadi ujian apakah Frank dapat mentransformasi Spurs dari tim yang hanya mengandalkan open play menjadi tim yang juga mematikan dalam skema.
Keunggulan ini akan ditopang oleh pemain kunci seperti Micky van de Ven. Bek asal Belanda ini, yang akan menjalani penampilan Premier League ke-50, telah menjadi tulang punggung pertahanan dan bahkan menjadi pahlawan heading pekan lalu.
Sejak Van de Ven bergabung, Spurs rata-rata meraih 1,7 poin per pertandingan saat ia bermain, dibandingkan hanya 1,1 poin saat ia absen—sebuah statistik yang tak bisa diabaikan.
Sedang bagi Chelsea, ini adalah ujian kedewasaan. Mereka menderita lebih banyak kekalahan dalam lima laga terakhir Premier League (tiga) daripada 16 laga sebelumnya.
Dengan Enzo Maresca yang secara terbuka menyebut kartu merah Liam Delap sebagai "bodoh dan memalukan," disiplin dan fokus pemain muda Chelsea menjadi sorotan utama.
Maresca akan mengandalkan Joao Pedro di lini serang, yang memikul harapan mencetak gol karena suspensi Delap dan cedera Cole Palmer. Pedro sendiri merupakan bagian dari tren menarik di Chelsea, di mana 101 gol terakhir mereka (tidak termasuk gol bunuh diri) dicetak oleh pemain di bawah usia 30 tahun.
Bisa disimpulkan, duel ini jadi kesempatan bagi Thomas Frank mengusir hantu di kandang sendiri. Modalnya adalah rekor tandang gemilang selama ini.
Jika misi tersebut gagal, Spurs berisiko kehilangan momentum perebutan tempat kedua. Dan itu juga artinya mereka menyerahkan lagi kendali kepada "bayangan biru" Chelsea yang tak terpisahkan dari sejarah di Stadion Tottenham.
Tottenham vs Chelsea
Usir Hantu Kandang Sendiri
Derby London: Kembalikan Marwah Stadion Tottenham
- Tottenham cari kemenangan pertama kandang sejak awal musim EPL
Player to Watch
Tottenham – Micky van de Ven
Bek pertama Spurs dengan 2 gol dalam 1 laga EPL sejak Jan Vertonghen (2013)
Spurs rata-rata 1,7 poin per laga saat ia main, hanya 1,1 tanpa dia
Laga ke-50 di Premier League
Chelsea – Joao Pedro
2 gol Premier League sejak gabung dari Brighton
Delap (skorsing), Palmer (cedera) → Pedro jadi tumpuan utama
Termasuk generasi muda Chelsea — seluruh 101 gol terakhir dicetak pemain <30>
Premier League Inggris
Pekan ke-10
Stadion Tottenham, London
Minggu (2/11) Pukul 02.30 WIB
K-M-S-K-M
Tottenham Hotspur 4-2-3-1
Vicario; Porro, Danso, Van de Ven, Spence; Bentancur, Palhinha; Kudus, Bergvall, Simons; Kolo Muani
M-K-M-M-M
Chelsea 4-2-3-1
Sanchez; James, Fofana, Chalobah, Cucurella; Fernandez, Caicedo; Neto, Santos, Garnacho; Pedro
Fakta Unik
- Spurs belum menang kandang sejak laga pembuka (vs Burnley).
- Chelsea punya rekor tandang terbaik di stadion Spurs (5 kemenangan dari 6).
Performa Tottenham Hotspur
“Kuat di luar, rapuh di kandang.”
13 poin dari 15 laga tandang (terbaik EPL)
Hanya 4 poin dari kandang sendiri (terburuk ke-4 EPL)
5 gol sundulan (29,4% total gol) → tertinggi sejak 1998-99
35,1% xG dari bola mati → peringkat 5 liga
Kekuatan baru: set-piece ala Thomas Frank.
Performa Chelsea
“Muda, emosional, dan belum stabil.”
3 kekalahan dari 5 laga terakhir EPL
5 kartu merah musim ini (terbanyak di Eropa, sejajar Girona)
101 gol terakhir semuanya dicetak pemain <30>4 kalah dalam 10 laga awal = terburuk ke-3 dalam 31 tahun
Potensi besar, tapi perlu kedewasaan.
(Tribunnews/den)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.