Senin, 15 September 2025

Dukung Bisnis UMKM Berkelanjutan, BukuWarung Kuatkan Pencatatan Keuangan Digital

Platform BukuWarung menyediakan ekosistem finansial digital untuk mendukung pelaku UMKM di Indonesia menumbuhkan bisnisnya.

Editor: Choirul Arifin
dok.
Platform digital BukuWarung menyediakan ekosistem finansial digital untuk mendukung pelaku UMKM di Indonesia menumbuhkan bisnisnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan, 87,5 persen bisnis UMKM terdampak pandemi; mayoritas mengalami penurunan penjualan dan cashflow. Sementara, Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) menyatakan, 30 juta UMKM bangkrut akibat pandemi.

Setelah pandemi berangsur melandai, pelaku UMKM kini ditantang untuk kembali bangkit.

Pencatatan keuangan yang disiplin dan evaluasi berkelanjutan menjadi salah satu kunci agar pelaku UMKM di Indonesia mampu bertahan dan melanjutkan bisnisnya pada periode menuju era pascapandemi seperti sekarang. 

Hal tersebut terungkap dalam diskusi virtual Bongkar Kunci UMKM Siapkan Bisnis Pascapandemi! yang digagas perusahaan teknologi penyedia infrastruktur digital UMKM, BukuWarung, Kamis (21/20/2021).

Adi Harlim, Director of Merchant Experience BukuWarung menekankan, UMKM merupakan ujung tombak pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi. UMKM pula yang nanti akan membawa Indonesia menjadi pemain ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara seperti yang ditargetkan pemerintah Indonesia.

Karenanya, UMKM perlu meningkatkan kapabilitasnya melalui pemanfaatan teknologi.

Baca juga: Grab dan Ovo Luncurkan Patriot untuk Percepat Digitalisasi di Daerah

Dia menjelaskan, platform BukuWarung menyediakan ekosistem finansial digital untuk mendukung pelaku UMKM di Indonesia menumbuhkan bisnisnya.

Pihaknya menyediakan aplikasi dengan fitur utama pencatatan keuangan digital untuk membantu pelaku UMKM memantau dan mengevaluasi bisnisnya.

Baca juga: Platform Ini Bantu Pengembangan Skill UMKM dari Mentor

Fitur-fiturnya mencakup pembukuan transaksi usaha, serta pelaporan finansial berjangka (harian/mingguan/bulanan) yang bisa digunakan untuk pengajuan permodalan.

Aplikasi ini juga memiliki pencatatan pengelolaan utang dan dana pribadi, serta fitur pengingat jatuh tempo piutang, bahkan bisa menagihkannya kepada pelanggan secara otomatis.

Baca juga: Menkop Teten Proyeksi Ekonomi Digital Indonesia Terbesar di Asia Tenggara Tahun 2025

Studi internal BukuWarung mendapati bahwa pelaku UMKM bidang ritel (pedagang) rata-rata menghabiskan hingga 8 jam per minggu untuk pengelolaan transaksi penjualan, pengeluaran dan kredit secara manual.

Proses tersebut cenderung membosankan sehingga acapkali diabaikan. Selain itu, pencatatan manual juga memiliki risiko kesalahan yang tinggi dan rawan hilang/rusak. Ini bisa menyebabkan pelaku UMKM melewatkan pembayaran dari pelanggan, bahkan mengakibatkan gagal bayar hingga 12 persen.

Baca juga: Bos Bukalapak: UMKM Sulit Berkembang karena Tidak Miliki Akses Permodalan

Sejalan, Danu Sofwan, pemilik beberapa jaringan usaha dan penggiat UMKM Indonesia, juga menekankan evaluasi berkelanjutan sebagai landasan kunci bagi UMKM dalam berbisnis.

Dia mengatakan, perlu adanya data yang diambil dari pencatatan keuangan. Inilah yang kerap diabaikan oleh para pelaku UMKM. "Padahal, scale up sebuah bisnis tanpa landasan pencatatan keuangan yang disiplin, justru bisa berpotensi merugi,” ungkap Danu.

Dengan pencatatan keuangan yang teratur, pelaku UMKM dapat mengetahui secara jelas setiap transaksi yang terjadi, untung yang diperoleh, termasuk mengetahui apabila terjadi kerugian.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan