ICCD 2025 Tegaskan Peran Teknologi Digital dalam Riset dan Pembangunan Komunitas
Teknologi digital dan produk inovatif bukanlah sekadar alat, tetapi harus menjadi pintu bagi inklusi, pemerataan, dan kemandirian komunitas.
Ringkasan Berita:
- Peran penting perguruan tinggi dan komunitas dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pembangunan sosial.
- Teknologi digital dan produk inovatif bukanlah sekadar alat, tetapi harus menjadi pintu bagi inklusi, pemerataan, dan kemandirian komunitas.
- Pentingnya kolaborasi lintas sektor agar riset dan inovasi tidak hanya berhenti sebagai wacana akademik, melainkan menjadi solusi nyata.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemanfaatan teknologi digital dan pengembangan produk inovatif kini menjadi pilar penting dalam membangun komunitas yang berkelanjutan.
Tak hanya itu, kolaborasi lintas universitas, disiplin ilmu, dan negara juga dinilai semakin krusial dalam mencari solusi nyata bagi pemberdayaan masyarakat di era digital.
Kedua pesan utama tersebut mengemuka dalam International Conference on Community Development (ICCD) 2025, yang digelar oleh Universitas Mercu Buana (UMB) di Jakarta belum lama ini.
Baca juga: ASEAN–Jepang Perluas Kolaborasi Ekonomi Digital dan Konektivitas Keuangan
Konferensi internasional ini mengusung tema “Memanfaatkan Teknologi Digital dan Produk Inovatif untuk Pengembangan Komunitas Berkelanjutan” dan menghadirkan akademisi serta praktisi dari berbagai negara.
Teknologi Harus Jadi Alat Inklusi dan Kemandirian
Dalam sambutannya sebagai keynote speaker, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Dr. Abdul Muhaimin Iskandar, menegaskan peran penting perguruan tinggi dan komunitas dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pembangunan sosial.
“Pembangunan harus berdampak langsung pada pemberdayaan masyarakat. Teknologi digital dan produk inovatif bukanlah sekadar alat, tetapi harus menjadi pintu bagi inklusi, pemerataan, dan kemandirian komunitas,” ujar Muhaimin.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor agar riset dan inovasi tidak hanya berhenti sebagai wacana akademik, melainkan menjadi solusi nyata yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di berbagai daerah.
UMB Dorong Riset yang Aplikatif dan Berdampak
Rektor Universitas Mercu Buana, Prof. Dr. Ir. Andi Adriansyah, M.Eng., menuturkan bahwa ICCD bukan hanya ajang ilmiah, tetapi wadah bagi dunia akademik untuk membawa hasil penelitian keluar dari kampus dan diterapkan secara langsung di masyarakat.
“Melalui ICCD 2025, kami ingin memastikan bahwa riset dan inovasi tidak tinggal di kampus tetapi hadir di tengah masyarakat, membantu memperkuat komunitas, meningkatkan kesejahteraan, dan mendukung keberlanjutan,” ujar Prof. Andi.
Konferensi ini diikuti oleh delegasi dari lima negara — Indonesia, Malaysia, India, Jepang, dan Australia — serta menggandeng sejumlah perguruan tinggi mitra seperti BINUS University, Universitas Sahid, Universitas Budi Luhur, dan Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
Lima Karya Terbaik ICCD 2025: Inovasi Nyata untuk Masyarakat
Sebagai bentuk penghargaan terhadap penelitian yang memiliki dampak sosial tinggi, panitia ICCD 2025 menetapkan lima karya terbaik (best papers).
| Pakar Hukum Kehutanan Minta Audit Data Sawit Jadi Isu Strategis, Bukan Sekadar Administratif |
|
|---|
| SME DigitalFest 2025: UMKM Diajak Jalankan Strategi Digital |
|
|---|
| Cerita Jason dan Atha Sabet Penghargaan The Best Hacker & Hustler di Telkomsel IndonesiaNEXT 2025 |
|
|---|
| Pakar Hukum Kupas Polemik Ijazah Jokowi, Bicara Pembuktian di Pengadilan hingga Nasib Roy Suryo Cs |
|
|---|
| Kasus Diksar Maut Tewaskan Mahasiswa Unila: 8 Orang Jadi Tersangka, 4 Pelaku Adalah Alumni |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.