Digitalisasi K3 di Sektor Ekstraktif, Mekari dan TMS Luncurkan Sistem HSE+
Sektor pertambangan, minyak, dan gas di Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga keselamatan kerja
Editor:
Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah meningkatnya skala produksi dan kompleksitas operasional di sektor pertambangan, minyak, dan gas, isu keselamatan kerja menjadi semakin krusial.
Data dari Pertamina Drilling menunjukkan penurunan Total Recordable Incident Rate (TRIR) menjadi 0,18 pada 2024, sementara Pertamina Hulu mencatat lebih dari 59 juta jam kerja aman tanpa insiden sejak November 2023.
Namun, dengan produksi migas nasional yang mencapai rata-rata 1,79 juta BOEPD dan batu bara menembus 830 juta ton, tantangan menjaga keselamatan dan keberlanjutan tetap besar.
Menanggapi kebutuhan tersebut, dua perusahaan teknologi dan konsultasi, Mekari dan TMS Consulting, mengembangkan HSE+, sebuah sistem digital berbasis cloud untuk pengelolaan Health, Safety & Environment (HSE) atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Solusi ini dirancang khusus untuk sektor ekstraktif dan dibangun di atas platform Mekari Officeless, sistem pengembangan perangkat lunak low-code/no-code yang memungkinkan pembuatan aplikasi secara cepat dan fleksibel.
“HSE+ bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi, tapi tentang bagaimana perusahaan bisa melindungi aset terpentingnya—yaitu karyawan—sambil membangun sistem operasional yang lebih aman dan berkelanjutan,” ujar Sandy Suryanto, Chief of Revenue Officer Mekari.
Baca juga: Safety Over Profit, Pertamina Perkuat Kolaborasi Mitra Kerja demi Tingkatkan Keselamatan Kerja
Solusi ini dikembangkan dengan mengacu pada regulasi nasional seperti UU No. 44 Tahun 1960 dan PP No. 55 Tahun 2010, serta dimodifikasi oleh TMS Consulting agar sesuai dengan standar industri. HSE+ memungkinkan implementasi yang lebih cepat tanpa beban kustomisasi besar, serta fleksibel untuk penambahan layanan. Sistem ini juga tersedia dalam versi mobile agar dapat diakses langsung oleh pekerja lapangan.
Albert Juanda, Co-CEO TMS Consulting, menyebut peluncuran HSE+ sebagai langkah penting dalam mendorong standar baru pengelolaan keselamatan kerja.
“Kami berharap HSE+ bisa menjadi solusi yang relevan dan berdampak nyata di lapangan, terutama di sektor dengan risiko tinggi seperti pertambangan dan migas,” katanya.
Kolaborasi ini mencerminkan dorongan bersama untuk mempercepat transformasi digital di sektor ekstraktif, dengan tujuan akhir meningkatkan efisiensi operasional dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.
Safety Over Profit, Pertamina Perkuat Kolaborasi Mitra Kerja demi Tingkatkan Keselamatan Kerja |
![]() |
---|
Paparan Gas Beracun Masih Ancam Kesehatan Pekerja, Edukasi dan Deteksi Dini Jadi Kunci |
![]() |
---|
Sosok Denny Januar Ali, Pendiri LSI Diangkat Jadi Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi |
![]() |
---|
Tingkatkan Keselamatan Kerja, Maxim Bersinergi dengan Polri Gelar Cek Kesehatan Gratis untuk Mitra |
![]() |
---|
Menaker Yassierli Tekankan Hubungan Kerja Harus Berdiri di Atas Kepercayaan dan Inklusi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.