Selasa, 18 November 2025

CCTV Berbasis NAS, Tren Baru Pengawasan Perusahaan di Indonesia

Jika dulu kamera CCTV cukup dihubungkan ke DVR (Digital Video Recorder) dengan kabel koaksial dan rekaman tersimpan di hard drive lokal

Editor: Dodi Esvandi
Freepik
ILUSTRASI CCTV. Gambar diambil dari Freepik, Jumat (20/6/2025) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sistem pengawasan perusahaan tengah mengalami perubahan besar. 

Jika dulu kamera CCTV cukup dihubungkan ke DVR (Digital Video Recorder) dengan kabel koaksial dan rekaman tersimpan di hard drive lokal, kini kebutuhan semakin kompleks. 

Resolusi tinggi, penyimpanan jangka panjang, akses lintas lokasi, hingga analisis cerdas membuat banyak perusahaan mulai meninggalkan cara lama.

Perkembangan kamera IP sempat mendorong lahirnya NVR (Network Video Recorder), yang menawarkan kualitas gambar lebih baik dan akses jarak jauh. 

Namun, keterbatasan kapasitas dan kompatibilitas kamera membuat NVR tradisional tak lagi cukup menjawab tantangan pengawasan modern.

Di titik inilah perangkat NAS (Network Attached Storage) mulai dilirik. 

Awalnya dikenal sebagai media penyimpanan data, NAS kini berkembang menjadi solusi NVR yang lebih fleksibel dan dinamis.

“Banyak organisasi di Indonesia mulai sadar bahwa surveillance bukan lagi sekadar pasang kamera,” ujar Clara Hsu, Country Manager Synology Indonesia. 

“Mereka membutuhkan sistem CCTV yang lebih cerdas dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.”

Clara Hsu, Country Manager Synology Indonesia
Clara Hsu, Country Manager Synology Indonesia

Keunggulan NAS dalam Sistem CCTV

  • Fleksibilitas kamera: tidak terkunci pada satu vendor, mendukung ribuan model IP camera.
  • Penyimpanan terpusat: rekaman, pemantauan langsung, hingga analitik video bisa dikelola dari satu sistem.
  • Kendali penuh atas data: karena disimpan on-premise, perusahaan tidak bergantung pada layanan cloud berlangganan.
  • Keamanan lebih kuat: sesuai regulasi internal maupun aturan perlindungan data.

Clara menambahkan, kepemilikan data kini menjadi perhatian utama. 

Dengan NAS, rekaman CCTV tetap berada di infrastruktur perusahaan, namun tetap bisa dimanfaatkan untuk analisis pintar dan pemantauan lintas cabang.

Baca juga: RUU KUHAP Bakal Atur Proses Pemeriksaan Tersangka Wajib Direkam CCTV

CCTV yang Bukan Lagi Sekadar Rekaman

NAS tidak hanya menyimpan video, tetapi juga membuka jalan bagi analitik berbasis AI. 

Melalui aplikasi seperti Surveillance Station, sistem mampu mendeteksi gerakan, mengenali wajah, hingga menghitung jumlah orang di area tertentu.

Fitur ini bukan hanya meningkatkan keamanan, tetapi juga memberi nilai tambah operasional. 

Di sektor ritel, misalnya, data pengawasan bisa dipakai untuk memahami pola belanja pelanggan. 

Di manufaktur dan logistik, analitik membantu memantau arus kerja dan distribusi.

Lebih jauh, NAS juga bisa berfungsi sebagai pusat backup dan penyimpanan data bisnis lain. 

Artinya, satu perangkat mampu menjalankan banyak peran sekaligus—efisien, hemat biaya, dan mudah dikelola.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved