Wisata Kaltim
Desa Pampang Jadi Objek Wisata Suku Dayak
Taman Budaya Pampang di Samarinda, menjadi objek wisata untuk mengenali seni dan budaya tarian adat suku Dayak.
Editor:
Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Kaltim/Budhi Hartono
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Taman Budaya Pampang di Samarinda, menjadi objek wisata untuk mengenali seni dan budaya tarian adat suku Dayak.
Anda bisa menikmati tarian tradisional suku Dayak di Lamin Adat Pamung Tawai atau rumah adat suku Dayak, yang cukup megah dan penuh dengan ukiran-ukiran khas Dayak.
Desa Pampang adalah sebuah situs budaya Kalimantan Timur.

Seorang perempuan saat menari Dayak. (Tribun Kaltim/Budhi Hartono)
Suku Dayak Kenyah tinggal di daerah ini setelah bermigrasi sekitar tahun 1967 dari kampung halaman asli mereka di Apokayan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur.
Desa Pampang yang resmi sebagai desa budaya pada bulan Juni tahun 1991 ini diresmikan oleh mantan Gubernur Kalimantan Timur HM Ardans.
Pemerintah Provinsi Katim antusias dengan desa budaya Pampang sebagai aset unggulan wisata lokal, bahkan sampai menuju ke mancanegara.
Desa Budaya Pampang yang terletak di Kelurahan Pampang, Kecamatan Samarinda Uutara, Provinsi Kaltim, satu-satunya objek wisata budaya.
Penasaran ingin ke desa tersebut?

Para perempuan mempersembahkan tarian Dayak. (Tribun Kaltim/Budhi Hartono)
Anda bisa menempuh jarak sekitar 23 kilo dari Pusat Kota Samarinda.
Melewati jalan poros Samarinda-Bontang (sebelum Bandara Sungai Baru), Desa Pampang terletak di sebelah kiri jalan poros.
Sebelum memasuki areal tersebut, papan nama pintu masuk kawasan Desa Budaya Pampang.
Anda harus menempuh jarak sekitar1 kilometer, menuju lokasi Desa Pampang.
Setiap pekan, menggelar pertunjukkan kesenian tarian adat suku Dayak.
Pagelaran rutin digelar setiap hari Minggu mulai pukul 14.00 wita hingga pukul 15.00 wita.
Lamin Adat yang terbuatdari kayu ulin, terlihat eksotis.

Taman Budaya Pampang, Desa Pampang, Kelurahan Pampang, Samarinda, Kaltim. (Tribun Kaltim/Budhi Hartono)
Hampir semua dinding terdapat ukiran khas Dayak.
Mulai dari dinding utama atau backdrop dihiasi ukiran Dayak dengan dominasi warna kuning, putih, dan hitam.
Tinga penyangga lamin adat, terbuat dari kayu yang berdiameter dua meter, dihiasi ukiran.
Tanpa atap plafon, terlihat alami lamin adat tersebut.
Lamin adat sepanjang 30 meter, terdapat tiga bangunan yang menjadi satu.
Atap lamin adat, yang menggunakan kayu sirap, berdiri kokoh ukiran di setiap sudut atap dan di tengahnya.
Tarian yang ditampilkan antara lain, tari Kanjet Anyam Tali, Nyalama Sakai, tari Kancet Lasan, tari Kancet Punan Lettu, Ajay Piling, Bangen Tawai, Hudoq, Manyam, dan lainnya.
Sebelum tarian dipersembahkan, pemandu acara seni tari di Pampang menjelaskan kisah persembahan tarian-tarian.
Misalnya, tari Kanjet Anyam Tali adalah tarian persatuan, bermacam suku, bangsa, bahasa menjadi satu.
Meskipun berbeda-beda agama, suku dan bahasa tetap satu.

Suku Dayak bertelinga panjang. (Tribun Kaltim/Budhi Hartono)
Pertunjukkan budaya kesenian ini ditampilkan oleh masyarakat suku Dayak Kenyah.
Para penari yang terlibat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Untuk menikmati pertunjukkan budaya Dayak, dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 15.000 per orang.

Obyek Wisata Budaya Pampang. (Tribun Kaltim/Budhi Hartono)
Ketua Kesenian Desa Budaya Pampang, Laing Along mengatakan setiap pekan menggelar sekitar delapan tarian.
"Kami sudah ada sebelum tahun 1970an, sudah ada kami di sini. Kami menggelar tari-tarian setiap minggu. Banyak tarian yang kami persembahkan," kata Along, Minggu (7/6/2015).
Setelah pertunjukkan, pengunjung dapat berfoto bersama warga setempat yang mengenakan baju adat khas suku daya
kenyah.
Untuk berfoto bersama dengan suku Dayak bertelinga panjang dikenakan biaya.