Jumat, 14 November 2025

Wisatawan Kini Mencari Pengalaman Otentik, Bukan Sekadar Tempat Indah

Jika dulu destinasi dengan pemandangan cantik dan spot foto menarik menjadi magnet utama, kini wisatawan semakin mencari pengalaman yang lebih otentik

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Istimewa
PERGESERAN PARIWISATA - Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini mengatakan  dunia pariwisata Indonesia tengah mengalami pergeseran besar. Wisatawan kini tidak lagi hanya mencari tempat indah, tetapi pengalaman autentik yang memberi makna 

Ringkasan Berita:
  • Pariwisata Indonesia bergeser dari pencarian tempat indah menuju pengalaman autentik. 
  • Kemenparekraf menekankan pariwisata berkelanjutan berbasis alam, budaya, dan kesejahteraan masyarakat. 
  • Melalui Tourism 5.0, desa wisata, serta kampanye “Go Beyond Ordinary”, pemerintah mendorong wisata bernilai tinggi di mana wisatawan menghargai pengalaman lebih dari harga.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pariwisata mengalami pergeseran besar.

Jika dulu destinasi dengan pemandangan cantik dan spot foto menarik menjadi magnet utama, kini wisatawan semakin mencari pengalaman yang lebih otentik, mendalam, dan bermakna. 

“Ke depan, tren pariwisata bukan lagi sekadar tempat indah, tapi tentang pengalaman. Wisatawan mencari experience, bukan sekadar lokasi,” ujar Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini, dalam live talkshow bersama Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) di Jakarta belum lama ini.

Baca juga: DPD RI Dorong Kolaborasi Lokal-Global untuk Percepatan Pengembangan Pariwisata dan EBT NTB

Tren ini didorong oleh kebutuhan generasi baru untuk merasakan kehidupan lokal secara langsung, bukan hanya mengunjunginya dari balik kamera. 

Untuk itu, menurut Ni Made, perlu arah baru pengembangan pariwisata Indonesia tidak cukup hanya dengan promosi destinasi, tetapi harus dibangun melalui ekosistem wisata yang berkelanjutan dan berorientasi pada kualitas pengalaman.

Kemenparekraf juga menargetkan pariwisata nasional menjadi lebih berdaya saing dan bernilai tambah dengan menekankan tiga pilar utama: kelestarian alam, pelestarian budaya, dan kesejahteraan masyarakat lokal.

“Pariwisata yang baik adalah yang menjaga lingkungan, melestarikan budaya, dan memakmurkan masyarakat. Tiga hal itu harus berjalan bersama,” tegasnya.

Salah satu langkah strategis ialah penerapan konsep Tourism 5.0 yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu wisatawan menemukan destinasi ramah lingkungan. Inisiatif ini diharapkan memperkuat arah pariwisata digital yang cerdas dan berkelanjutan.

Selain itu, pemerintah juga mendorong penguatan subsektor gastronomi, bahari, dan wellness tourism yang dinilai mampu membawa pariwisata Indonesia ke level premium tanpa meninggalkan nilai-nilai lokal.

Kemenparekraf menempatkan desa wisata berbasis komunitas sebagai tulang punggung pembangunan pariwisata berkelanjutan.

Melalui pendekatan ini, masyarakat lokal tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pelaku utama dalam menciptakan pengalaman wisata yang autentik dan berkesan.

Baca juga: Dorong Transformasi Digital Pariwisata Indonesia, BSS Parking Resmi Perkenalkan easyticket.id

Sebagai bagian dari strategi komunikasi, Kemenparekraf meluncurkan kampanye “Go Beyond Ordinary”, kelanjutan dari semangat “Keep the Wonder” di bawah payung Wonderful Indonesia. Kampanye ini mengajak wisatawan untuk berwisata dengan kesadaran, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap nilai lokal.

“Sustainability bukan tren, tapi komitmen jangka panjang. Kita ingin wisatawan, masyarakat, dan industri sama-sama peduli,” tambah Ni Made.

Nilai Lebih dari Sekadar Harga

Menurut Kemenparekraf, wisatawan masa kini cenderung lebih menghargai nilai ketimbang harga.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved