Wisata Sulsel
Ritual Tolak Sial Dengan Bermain-main Air Hingga Berpantun di Kepulauan Selayar
Untuk tolak bala (sial), masyarakat Kepulauan Selayar menggelar A'dinging-dinging yang digelar turun temurun tiap bulan Muharram. Seperti apa?
Editor:
Agung Budi Santoso
Usai A'dinging-dinging, ada ritual A'manca Pa'dang. Ritual ini mempertontonkan dua laki laki yang bermain pedang.
Keduanya saling beradu untuk menjatuhkan satu dengan yang lain. Hal ini mengundang decak kagum dan sedikit jenaka oleh penonton. Sebab usia keduanya tak lagi muda namun tetap lihai mempertontonkan seni bela diri.
Usai A'manca Pa'dang, dilanjutkan Attojeng merupakan rangkaian dari ritual A'dinging-dinging.
Attojeng adalah mengayun dua perempuan yang duduk di ayunan yang terbuat dari bambu. Ayunannya kuat, bambu tempat menopang tangan sekira satu meter.

Anak-anak di Kepulauan Selayar menyaksikan ritual A'dinging-dinging.
Sambil diayun, perempuan tersebut menyanyikan lagu daerah khas Selayar. Semakin kencang ayunan, maka nyanyiannya juga semakin membahana. Mereka memakai baju adat Selayar.
Di kampung Tenro juga ada ritual berbalas pantun. Laiknya warga Betawi yang berbalas pantun, warga kampung ini juga melalukan hal yang sama.
Namun bedanya mereka memainkan rebana untuk mengiringi kata demi kata yang keluar dari tiga laki laki dan tiga perempuan. Ritual ini disebut A'bidi.