Top Rank
10 Hal Biasa tapi Dilarang di Negara Lain: Singapura Tak Izinkan Permen Karet
Banyak negara memiliki aturan yang sangat spesifik (dan terkadang mengejutkan) tentang apa saja yang diizinkan masuk ke negara mereka.
Ringkasan Berita:
- Banyak negara memiliki aturan yang sangat spesifik (dan terkadang mengejutkan) tentang apa saja yang diizinkan masuk ke negara mereka.
- Larangan-larangan ini merupakan birokrasi yang seringkali dikaitkan dengan kesehatan masyarakat, perlindungan lingkungan, nilai-nilai agama, atau bahkan keamanan nasional.
- Pelajari peraturan-peraturan tersebut sebelum Anda berkunjung.
TRIBUNNEWS.COM – Di beberapa negara, kebiasaan yang tampak sepele seperti mengunyah permen karet bisa membuat seseorang didenda, bahkan berurusan dengan hukum.
Berikut 10 hal yang dianggap lumrah di banyak tempat, tetapi justru dilarang di negara lain, seperti dilansir Reader’s Digest, AOL, dan Business Insider.
1. Obesitas – Jepang
Jika Anda tinggal di Jepang dan berusia antara 40 hingga 74 tahun, perusahaan tempat Anda bekerja berhak mengukur lingkar pinggang Anda.
Aturan ini dikenal dengan “Metabo Law” yang diberlakukan sejak 2008 untuk menekan angka obesitas dan mendorong gaya hidup sehat.
Kelebihan berat badan tidak dianggap ilegal, tetapi jika lingkar pinggang melebihi batas yang ditetapkan pemerintah, Anda akan mendapat panduan diet dan perusahaan Anda bisa didenda.
2. Sepatu Hak Tinggi – Yunani
Sejak 2009, Yunani melarang pengunjung mengenakan sepatu hak tinggi di berbagai situs bersejarah.
Ribuan wisatawan menginjak reruntuhan kuno setiap tahun, dan sepatu hak tinggi dianggap dapat merusak struktur kuno karena tekanan berlebih pada batu-batu bersejarah.
Larangan ini juga berlaku untuk makanan, minuman, dan permen karet di area bersejarah.
Menurut laporan NPR, petugas pernah membersihkan 27 kilogram kotoran permen karet dari kursi teater kuno di Odeon, Athena.
3. Musik Asing – Turkmenistan
Presiden Serdar Berdimuhamedow dari Turkmenistan dikenal sangat ketat dalam mengatur budaya di negaranya.
Pada tahun 2024, ia mengeluarkan dekret yang melarang pemutaran musik asing di acara pernikahan.
Selain itu, setiap pesta pernikahan wajib memutar lagu ciptaan ayahnya, mantan presiden Gurbanguly Berdimuhamedow, meski Radio Free Europe menyebut musiknya “biasa-biasa saja.”
Baca juga: 10 Negara yang Siap Membayar Warga Baru untuk Pindah ke Sana: Jepang Tawarkan Akiya
4. Sandal Jepit – Italia
Pulau Capri di Italia melarang sandal jepit, bakiak, atau sepatu bersol keras di beberapa kawasan pejalan kaki selama musim turis.
Alasannya bukan soal mode, melainkan mengurangi kebisingan di jalan-jalan sempit yang bergema.
Tujuannya yaitu menjaga ketenangan dan kenyamanan warga serta wisatawan lain.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.