Tribunners / Citizen Journalism
Diskusi Kebudayaan dengan Ray Sahetapy, Mengkaji Gagasan Nusantara, Melacak Jati Diri Indonesia
Benarkah bayi bernama Indonesia itu lahir begitu saja tanpa melalui embrio yang bernama Nusantara?
Dan jumlah negara yang berada di garis khatulistiwa itu banyak.
"Ada 13 negara, total penduduknya sekitar 750 juta. Kenapa kita tidak memanfaatkan kesamaan atas anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa ini untuk membangun dialog?" kata Ray Sahetapy.
Konsep Pancadharma
Dengan membangun jejaring komunikasi khusus sesama negara khatulistiwa, diharapkan bangsa Nusantara bisa mendapat manfaat positif untuk kesejahteraan dari hasil melaksanakan gagasan seimbang dan berhubungan secara harmonis.
"Keseimbangan itu bisa dicapai bila kita melengkapi Pancasila dengan Pancadharma. Saat 1 Juni, Bung Karno sempat menyebut Panca Dharma tapi tidak melanjutkan, karena yang dibutuhkan saat itu Pancasila," kata Ray Sahetapy.
Bicara Nusantara, kata Ray Sahetapy tidak bisa dipisahkan dengan Pancasila sebagai Dasar Negara alias pandangan hidup bangsa.
"Pancasila itu kan falsafah bangsa, kita memang sudah punya. Itu sebagai ideologi, lalu Pancadharmanya apa?," kata Ray dengan nada bertanya.
Dari pendalaman konsepsi Nusantara tersebut aktor senior yang sempat menjadi aktor pemeran watak di proses produksi film besutan Marvel (Captain America: Civil War), lalu membuat turunan Pancadharma nya alias lima pedoman pengamalan Pancasila.
Menurut Ray Sahetapy, isi Pancadharma sila pertama, "Ketuhanan yang Maha Esa", yaitu, setiap manusia Indonesia wajib menjaga ciptaan Tuhan yang satu, yaitu manusia, hewan, alam dan ciptaan lainnya.
Jadi sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, manusia harus menunjukkan perilaku baiknya secara sosial dengan melaksanakan Pancadharma tersebut.
Sila kedua "Kemanusiaan yang adil dan beradab" dengan mengembangkan ciptaan manusia demi "kemanusiaannya" menuju peradaban yang mulia.
Konsepsi pancadharma sila kedua ini, merupakan pedoman bagi hakikat tujuan pendidikan dan kebudayaan, yang memanusiakan manusia.
Pada sila ketiga "Persatuan Indonesia, Ray menurunkan rumusan pengamalannya dengan mewajibkan manusia Nusantara menjaga persaudaraan antar manusia-manusia yang hidup di nusantara ini.
Untuk sila keempat, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan" Ray menyusun pengamalannya sebagai usaha untuk menciptakan aturan main demi kebenaran secara demokratis dan bertanggungjawab kepada orang banyak.
Dan sila kelima "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", Ray memaparkan pengamalannya sebagai cara membagi secara jelas hasil kekayaan bumi nusantara, yaitu dengan komposisi 30 persen untuk negara, 30 persen untuk para pekerja, 30 persen bagi pemodal, serta 10 persen untuk lingkungan hidup dan kesehatan.
Usai menyimak bersama pemaparan Ray Sahetapy, Abdullah Taruna selaku moderator mempersilakan para peserta diskusi baik dari pengurus Rumah Gerakan 98, pegiat lembaga swadaya masyarakat, maupun dosen dan budayawan nusantara bertanya.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.